FeatureKota JogjaNews

Belajar Sejarah Hari Ibu di Museum Pergerakan Wanita Indonesia

0
hari ibu
FOTO : Nurul

STARJOGJA.COM, Info – 22 Desember diperingati sebagai hari ibu seperti yang kita peringati saat ini. Ternyata penetapan hari ibu ini berkaitan dengan kongres yang diadakan oleh para wanita di zaman dahulu.

“Banyak yang belum tahu ada Museum Pergerakan Wanita Indonesia ada di jalan solo no 88 Demangan Baru Gondokusuman Jogja di dekat UIN (gedung wanita),” kata Susan di Star FM 22 Desember 2022.

Susan mengatakan awal mula ada kongres diawali pada Sabtu 22-25 Desember 1928 bermula kongres perempuan pertama lebih dari 1000 orang oleh 30 organisasi perempuan di 12 kota Jawa dan Sumatra dan beberapa organisasi laki laki untuk memperjuangkan hak hak perempuan terutama pendidikan dan pernikahan. Dan itulah ditandai sebagai pencetus lahirnya hari ibu.

” Bermula kongres pertama diselenggarakan di Joyodipuran, Jogjakarta hindia Belanda karena waktu itu kita belum merdeka,” katanya.

Susan mengatakan Museum Pergerakan Wanita Indonesia dimulai pada 22 desember 1958 dengan peletakan batu pertama oleh ibu Sukonto, lalu pada 22 desember 1983 resmi dibuka oleh presiden Soeharto.

“Banyak cerita nanti kita bisa belajar tentang pahlawan perempuan RA Kartini, Cut Meutia, Cut Nyak Dien dan kita ambil spirit yang bisa kita terapkan zaman dahulu,” katanya.

Susan  mengatakan banyak spirit tokoh wanita yang bisa diambil pelajaran dan juga semangatnya. Salah satunya spirit perjuangan yang bisa diterapkan di era sekarang.

“Spirit yang bisa kita terapkan sekarang yaitu perjuangan, yaitu melawan diri kita sendiri melawan rasa malas. Bisa ditularkan di zaman sekarang,” katanya.

Pengunjung Museum Pergerakan Wanita Indonesia menurut Susan seperti dari mata turun ke hati. Yaitu pengunjung mulai berfoto dengan sosok yang mereka cintai seperti ada Cut Nyak Dien mereka berfoto dengan latar belakang tokoh itu. Lalu dari mata turun ke hati mereka cari tahu tanya soal tokoh tersebut.

“Di museum ini ada artikel soal kongres pertama dan ada filmnya yang direka ulang. yang penasaran bisa datang ke museum pergerakan wanita indonesia. Ada koleksi mesin ketik, ada bendera. dan kunjungan banyak dari pelajar banyak juga dari ibu ibu,” katanya.

PENULIS : Bayu Yanuar

Bayu

Mendukung Situasi Kondusif Selama Natal

Previous article

Liburan Sekolah, Star Lovers Ini Cara Mengisinya Agar Berkualitas

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Feature