Kota JogjaNews

DIY Akan Produksi Ratusan Becak Kayuh dengan Tenaga Penguat

0
becak kayuh

STARJOGJA.COM, JOGJA  – DIY Produksi Ratusan Becak Kayuh dengan Tenaga Penguat. Dinas Perhubungan DIY berencana untuk memperkenalkan kembali becak kayuh bertenaga penguat pada tahun depan.

Belasan purwarupa kendaraan itu telah diproduksi oleh sejumlah instansi. Secara konseptual tidak ada yang baru pada becak kayuh tenaga penguat itu, hanya saja proyek ini digadang-gadang bakal dikerjakan bertahap untuk menggantikan seluruh jenis moda becak yang beroperasi di wilayah setempat.

Deretan becak kayuh wisata terparkir rapi di salah satu sudut hotel di kawasan Malioboro, Jumat (23/12/2022) pagi. Sejumlah pebecak tampak sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Masuk musim ramai wisatawan para pebecak kayuh terlihat hanya sesekali melayani permintaan penumpang untuk diantar berkeliling di kawasan sekitar. Lain hal dengan becak motor (bentor) yang beberapa kali wara-wiri dengan membawa dua sampai tiga orang penumpang dalam sekali menarik.

“Penumpang sekarang kalau mau naik becak itu lihat bagian belakangnya dulu mas. Kalau becak kayuh pasti seperti terlihat enggan. Tapi kalau ada mesinnya mereka mau. Karena merasa kasihan mungkin. Padahal kita di sini juga ada tiga unit becak kayuh listrik,” kata Ketua Paguyuban Becak Wisata Jogja Paimin ditemui di pangkalan becak wisata Hotel Pesona Malioboro.

Paimin bukan orang yang asing di dunia becak kayuh. Ia sudah malang melintang di dunia transportasi tradisional itu. Di tengah gempuran berbagai moda transportasi darat dan bahkan daring, ia tetap setia mengais rezeki dan bertahan dengan kendaraan tersebut. Beberapa kali pula paguyubannya jadi ajang proyek percontohan dari becak kayuh tenaga alternatif, namun selalu kandas di tengah jalan.

“Sebenarnya kami memang sangat terbantu dengan becak kayuh tenaga penguat. Bayangkan kalau antar penumpang dari Gedung Agung ke Stasiun Tugu, kan jauh jadi kalau pakai itu lebih lumayan dan tidak terlalu capai,” ujarnya.

Di paguyuban itu sebenarnya sudah ada tiga unit becak bertenaga listrik yang dibuat oleh Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (PSEKP) dan Inovation Center for Automatic (ICA) UGM. Becak itu dikenalkan pada 2018 lalu yang dilengkapi dengan motor listrik 48 Volt menggunakan tenaga aki 48 Volt 12 Ah dan daya 1.500 Watt. Fitur tambahan yang disematkan pada unit tergolong sederhana berupa lampu sign dan lampu kota, serta klakson.

Penggunaannya diklaim tahan tiga sampai empat jam untuk sekali pengisian baterai dengan jarak tempuh 30-35 Km. Pebecak cukup menarik tuas gas yang telah dipasang menyerupai dengan kendaraan sepeda motor jika ingin memperkuat laju kendaraan tanpa mengayuh. Menurut Paimin penggunaan becak listrik itu sudah cukup nyaman karena tenaga listriknya hanya dipakai sesekali jika pebecak merasa tak kuat saat melewati kondisi jalan yang agak menanjak.

“Hitung-hitungannya masih masuk dengan tarif yang diberlakukan. Karena hanya di seputaran Malioboro saja dengan rentang tarif Rp20.000-Rp30.000. Paling jauh ya hanya ke Kraton atau Stasiun Tugu. Saya juga baru ganti tiga baterai seharga Rp1.050.000,” kata dia.

Paimin menyebut total ada sebanyak 800-1.000 orang anggota becak kayuh tradisional yang terdata di Dinas Perhubungan. Ia mengaku siap jika ke depan becak kayuh tenaga penguat diluncurkan dan diproduksi secara massal. Unit becak yang ada dan belum dilengkapi dengan teknologi alternatif penguat berikut aksesoris dan fitur-fiturnya, bisa saja tinggal dipasang tanpa harus membeli unit baru yang nilainya mencapai puluhan juta.

“Ya kalau bisa sebelum Pemilu 2024 sudah selesai dan diganti semua dengan becak kayuh tenaga penguat. Kami sarankan juga pakai Danais dan khusus kepada warga yang ber KTP Jogja,” imbuhnya.

Tahun 2023

Dinas Perhubungan DIY memproyeksikan kebutuhan becak kayuh tenaga penguat di wilayah setempat mencapai angka 600 unit yang akan direalisasikan sampai 2026 mendatang secara bertahap. Program ini tidak terlepas dari dukungan untuk mewujudkan ekosistem transportasi yang berkelanjutan dan kembali ke moda angkutan umum.

Nantinya layanan becak kayuh akan difokuskan pada kawasan Sumbu Filosofi dengan sistem zona. Sarana dan prasarana pendukung tengah disiapkan salah satunya stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang rencananya akan ditempatkan di Ngabean.

Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan DIY Sumariyoto menyebut, pada 2022 ini pihaknya telah memproduksi sebanyak 17 purwarupa kendaraan becak kayuh dari empat instansi masing-masing empat dari Dinas Perhubungan Kota Jogja, Balai Latihan Pendidikan Teknik dan Dinas Perhubungan DIY serta lima unit dari Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna (BPTTG). Dari belasan purwarupa itu nantinya akan dipilih satu yang dinilai paling sempurna sesuai dengan Perda 5/2016 tentang Moda Transportasi Tradisional Becak dan Andong untuk kemudian diproduksi secara massal.

“Tahun depan rencananya akan kita uji coba dengan operator becak untuk menilai langsung mana yang paling nyaman dan cocok ekosistemnya. Bisa dipilih salah satu dari belasan unit itu tadi atau malah jadi penggabungan unit dari beberapa instansi untuk kemudian kita proses ulang produksinya, setelah final kemudian dibuat SK Gubernur untuk produksi massal,” kata Sumaryoto.

Belasan prototipe yang diproduksi oleh empat instansi itu tetap harus mengacu pada spesifikasi yang telah ditetapkan dalam Perda No. 5/2016. Semua purwarupa harus mempertahankan onderdil kayuh pada becak agar roh alat transportasi itu tidak hilang. Komponen tenaga penguat yang bisa dikolaborasikan dengan berbagai macam teknologi oleh masing-masing produsen purwarupa, agar becak becak kayuh tetap bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman

SUMBER : HARIAN JOGJA

Jumlah Kejahatan di DIY Sepanjang 2022 Menurun

Previous article

God Bless rilis video klip dengan format animasi

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kota Jogja