FeatureFlash InfoHealthNews

“SeGeRa Ke RS” untuk cegah faktor risiko stroke

0

STARJOGJA.COM.HEALTHY. Masyarakat harus melakukan upaya pencegahan stroke. salah satunya melalui sejumlah upaya yang tergabung dalam “SeGeRa Ke RS”

dr. Esdras Ardi Pramudita, M.Sc, Sp.S., dokter syaraf RS Panti Rapih Yogyakarta mengatakan Penyakit stroke adalah kondisi yang terjadi ketika adanya gangguan fungsional otak fokal maupun global yang terjadi secara akut. Penyakit ini berasal dari gangguan aliran darah otak yang berkembang secara cepat.

Menurut WHO 1986, penyakit stroke termasuk perdarahan subarachnoid, perdarahan intraserebral dan iskemik, atau infark serebri. Berbeda dengan penyakit karena trauma, seperti gangguan peredaran darah otak sepintas, tumor otak, infeksi atau stroke sekunder.

“Selain itu juga, ada yang namanya stroke iskemik atau sumbatan dan stroke hemoragik/perdarahan, serta ada TIA. Dari jenis-jenis tersebut, 85% serangan steoke dari iskemik,” ujar.

“SeGeRa Ke RS” merupakan akronim dari Se dari senyum tidak simetris, Ge adalah gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, Ra adalah bicara pelo, Ke adalah Kebas separuh tubuh, R adalah rabun atau pandangan mata kabur tiba-tiba dan S adalah sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba,” jelasnya.

dr.Esdras mengatakan Penyakit stroke yang akan menyerang tubuh tidak mengenal usia, mulai dari anak-anak hingga usia tua. Tetapi perlu diketahui, stroke dapat terjadi pada usia muda dikarenakan berbagai gaya hidup yang tidak sehat.

Penyebab stroke dikenal dengan faktor risiko. Hal ini, dapat menyerang tubuh secara cepat. Faktor risiko dibagi menjadi dua yaitu tdak dapat dimodifikasi (usia, gender, ras) dan yang dapat di modifikasi (hipertensi, DM, cholesterol merokok, obesitas, penyakit jantung, kurang olah raga, TIA, stroke sebelumnya ).

“Ketika penyakit stroke tiba-tiba menyerang, segera bawa ke rumah sakit, dan jangan ditunda karena ada Golden Hour yang harus dikejar. Pada stroke iskemik, golden hour yang harus dilakukan membutuhkan 4,5 jam sejak serangan. Dan tidak perlu melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan, seperti kerokan, menusuk jari dengan jarum, dan lain-lain,” ujar dr. Esdras.

Pada saat serangan stroke sumbatan atau core, bila tidak ditangani segera maka area penumbra akan semakin melebar yang menyebabkan kerusakan otak makin lebar dan kecacatannya akan makin besar.

Moment Golden Hour akan dilakukan prosedur trombolisis yaitu memasukkan obat untuk membuka sumbatan, dengan cara menginfuskan obat tersebut.  Prosedur ini dikenal dengan trombolisis pada stroke akut.

Prosedur ini dapat dilakukan hanya pada rumah sakit yang memiliki pelayan stroke komprehensif yaitu rumah sakit dengan stroke ready emergency unit dan stroke unit untuk perawatan lanjutan.

“Perawatan lanjuran dilakukan tergantung kestabilan kondisi pasien, pasien boleh rawat jalan bila sudah tidak ada perberatan, tidak ada komplikasi dan sudah fisioterapi/mobilisasi di hari ke 5-8. Stroke membutuhkan pemantau intensif sehingga membutuhkan ruang khusus yang disebut dengan unit stroke. Saat perawatan juga akan dilakukan rehabilitasi fisik dan juga konseling gizi,” ujar dr. Esdras.

Maka, World Stroke Day tahun ini mengangkat tema “Greater Than Stroke” yang menitik beratkan pada prevensi stroke, yaitu mengendalikan faktor risiko.

Beberapa faktor risiko yang dititik beratkan pada penyakit stroke, adalah sebagai berikut.

Hipertensi, tekanan darah yang meningkat secara konsisten mengganggu  sistem peredaran darah yang enyebabkan kerusakan pembuluh darah. Aterosklerosis akan menyebabkan penyempitan/buntu pada pembuluh darah atau pembuluh darah yang pecah

Atrial fibrilasi, artinya atrium jantung yang tidak berdetak efektif, memacu cloting dan thrombus yang dapat terbawa aliran darah ke otak, stroke yang disebabkan oleh AF lebih cenderung berakibat fatal.

Merokok, bahan kimia dalam rokok akan mengganggu metabolisme (menurunkan HDL dan meningkatkan LDL) dan memacu ateroskelrosis. Carbon monooksida dan nikotin akan meningkatkan heartrate dan tekanan darah  Seseorang yang merokok 20 batang sehari memiliki risiko 6x lebih besar terkena stroke.

Esdras mengatakan Olahraga berperan penting dalam mengurangi beberapa faktor risiko stroke termasuk hipertensi, diabetes, kolesterol, depresi dan stres. Dapat dilakukan dari hal-hal kecil, seperti berjalan kaki daripada naik mobil, naik tangga daripada lift, berkebun dan pekerjaan rumah. tangga

Penulis: Kristina Harefa

Arsitektur Prancis Restorasi Museum Nasional Indonesia

Previous article

Wastra Katresnan Fashion Show ke 6 Novotel Suites Malioboro

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Feature