Lifestyle

Gaji Perempuan Lebih Tinggi Bisa Jadi Pemantik Kekerasan

0
Gaji perempuan lebih tinggi
STARJOGJA.COM, Info  –  Gaji perempuan lebih tinggi dari laki laki menjadi pemantik dari  kekerasan dalam rumah tangga. A. Kasandra Putranto Psikolog Klinis Forensik lulusan Universitas Indonesia  mengatakan perbedaan pendapatan finansial dalam rumah tangga menjadi salah satu faktor yang berperan dalam kekerasan.

“Ketika perempuan mungkin punya penghasilan yang lebih tinggi, lalu suaminya punya penghasilan yang lebih rendah, yang paling umum terjadi biasanya suami ini mungkin merasa insecure sehingga akhirnya berusaha untuk menampilkan reaksi yang sifatnya ingin menunjukkan kekuasaan,” kata Kasandra saat dihubungi ANTARA, Jumat.

Untuk menghindari konflik yang memicu kekerasan, menurut Kasandra, dibutuhkan komunikasi dan toleransi masing-masing pihak.

“Ketika toleransi (dari pihak salah satu pihak) itu rendah, lalu pihak lainnya penerimaannya juga rendah, maka otomatis maslaah ini akan bertambah,” ujar Kasandra.

Konflik akibat kesenjangan finansial itu, kata Kasandra, akan semakin berkembang apabila sumber pendapatan hanya bergantung pada pendapatan istri.

“Apalagi kalau sandwich generation yang terjepit harus menanggung anak dan orang tua, belum lagi kalau ada adik-adik. Ini akhirnya berpotensi mengandung konflik,” ujarnya.

Namun, Kasandra menekankan bahwa kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya dipicu oleh faktor finansial, melainkan faktor psikologis, serta faktor sosial.

Tidak hanya tekanan dari lingkungan keluarga, Kasandra mengatakan bahwa tekanan dari masyarakat sekitar juga dapat memicu kekerasan dalam rumah tangga.

“Netizen juga sering berperan ya ketika tahu ‘oh suaminya di rumah, istrinya yang kerja kenapa istrinya yang kerja suaminya yang di rumah’ itu bisa memberikan tekanan,” ujar Psikolog Klinis Forensik lulusan Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto.

Komentar dari lingkungan sekitar, lanjut Kasandra, akan memberikan tekanan. Sehingga konflik akan timbul saat penghasilan istri lebih besar dari suami.

“Ketika konflik berkelanjutan, akhirnya bisa meningkat menjadi sebuah kekerasan,” katanya.

Untuk mengubah perilaku tindak kekerasan, menurut Kasandra, dibutuhkan tekad dan niat yang kuat dari pelaku kekerasan tersebut.

“Yang paling penting itu ada niat nomor satu, kemudian kedua ada semacam introspeksi diri, lalu kemudian melihat mau diubahnya ke arah mana. Kalau perlu tentu dengan bantuan psikolog agar lebih lebih termonitor,” kata Kasandra.

Sumber:   Antara

Bayu

Pengen Staycation? Yuk, Simak Manfaat dan Tipsnya!

Previous article

JAFF Dukung Film Indonesia Bersama Bioskop Online

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Lifestyle