Kota JogjaNews

Rupiah Masih Lemah, Penjualan Elektronik Lesu

0

Nilai tukar rupiah yang belum juga kuat mendongkrak harga jual barang elektronik. Konsekuensinya, permintaan pasar dirasakan turun.

Supervisor Ufo Elektronics Anjas Cipta Asmara mengatakan, kenaikan harga yang terjadi antara 5%, 7%, dan 10%. Kenaikan 5% dialami barang elektronik seperti kulkas dan mesin cuci, sedangkan kenaikan 7% dialami barang elektronik seperti air conditioner (AC).

Ia menjelaskan, kenaikan harga sudah terjadi sebelum nilai dolar mencapai Rp14.000. Kenaikan harga tersebut, membuat daya beli masyarakat  menurun.  Menurutnya,penjualan elektronik mengalami penurunan hingga 15%. “Penjualan AC rata-rata per bulannya 350  unit, sedangkan kulkas sampai 600 unit per bulan. Rata-rata turun 15 persen penjualannya,” ujar dia kepada  Harian Jogja ketika ditemui di Ufo Elektronika, Jl Magelang, Sleman,  Jumat (4/9/2015).

Penjualan kulkas, AC, dan mesin cuci, ujar dia melanjutkan, memiliki andil 45% hingga 60% dari total penjualan. Para pembeli lebih menyukai barang dengan harga Rp2 juta ke bawah. Untuk penjualan barang-barang kecil seperti magicom, setrika, vacum cleaner, dan barang lainnya memiliki andil 10% hingga 15%.

Naik 10 Persen
Untuk alat elektronik video seperti LED TV setiap bulannya bisa menjual 700 hingga 800 unit. Namun, dengan kondisi ini penjualan turun sampai 15%. Dari total penjualan, ia menyebutkan LED TV memiliki share terbanyak yakni 30% sampai 40%. “Harganya pun mengalami kenaikan sampai 10%. Harga paling favorit antara Rp2 juta hingga Rp3 juta,”  ujar dia.

Untuk menghadapi situasi  saat ini, Ufo Electronics mencoba menjalankan strategi pelayanan yang lebih baik.  Ada tiga tim pelayanan yang difungsikan sejak tiga bulan lalu.  Meskipun strategi  ini sudah direncanakan tahun-tahun sebelumnya, strategi ini bisa menjaga kepuasan pelanggan. Tim pelayanan sementara ini difungsikan untuk pelanggan yang membeli AC.

“Setelah AC dipasang, selang satu minggu, dua minggu, atau satu bulan berikutnya akan kami cek apakah ada permasalahan yang dialami,”  ujar dia.

Saat ini, ia mengakui belum semua pelanggan bisa  terlayani karena keterbatasan tim yang ada. Ke depan, rencananya tim pelayanan akan diperbanyak sehingga bisa mencakup produk lainnya. “Kalau pakai promo harga semurah apa pun, masih sulit mendongkrak penjualan di saat perekonomian saat ini,” ia mengungkapkan.

Trike Mendarat Darurat Karena Mesin Mati, FASI DIY Lakukan Penyelidikan

Previous article

Perekonomian Nasional Merosot, Penjualan Motor Baru Bantul Turun

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kota Jogja