Kota JogjaNews

Duh Baru Sebulan Jalur Pedestrian Malioboro Sudah Ada Yang Rusak

0
pesepda malioboro

Sejumlah fasilitas difabel yang menjadi bagian dari street furniture di Jalur Pedestrian Malioboro ditemukan rusak meski baru sebulan diresmikan. Kerusakan itu disebabkan karena banyaknya pengunjung dari berbagai latar belakang hingga keberadaan pedagang kaki lima (PKL).

Manajer Proyek Revitalisasi Malioboro Tahap I Eri Purnomo Listiyanto menjelaskan, ia sudah berupaya maksimal untuk mengingat berbagai pihak yang berada di Jalur Pedestrian untuk tetap menjaga dan merawat. Akantetapi, faktanya memang ada beberapa kerusakan yang merupakan bagian dari street furniture. Antara lain 17 bollard tabung yang rusak berada di tujuh titik. Bollard tabung itu terpasang berdiri di setiap pinggiran kawasan jalur pedestrian yang berfungsi untuk tonggal mendukung penyandang disabilitas saat berjalan di Jalur Pedestrian Malioboro. Padahal harga tiap satu bollard Rp700.000, sehingga jika total sekitar Rp11 juta kerugian akibat kerusakan. “Satu bollard itu harga Rp700.000, itu handmade,” ungkap dia di kantornya, Kamis (12/1/2017).

Adapun bentuk kerusakan bollard tabung itu rata-rata tergores hingga rusak bahkan berlubang pada titik antara 20 sentimeter hingga 30 sentimeter ke atas dari garis lantai traso. Ia menduga, kerusakan bollard itu karena gerobak PKL yang nekat dimasukkan melalui celah bollard yang sempit. Padahal celah bollard itu sejatinya hanya mampu memuat lebar ukuran kursi roda. “Asumsi kami itu karena gerobak. Karena tidak semua gerobak PKL berusaha modifikasi menyesuaikan dengan bentang bollard,” imbuhnya.

Street Furniture Yang Mengalami Kerusakan Di Kawasan Malioboro

Street Furniture Yang Mengalami Kerusakan Di Kawasan Malioboro

Selain itu fasilitas lain ditemukan rusak adalah tactile yang terpasang di baris tengah jalur sebagai penanda bagi penyandang disabilitas terutama tuna netra melalui rabaan alas. Tactile berukuran kecil itu berbahan aluminium yang juga handmade. Ada dua titik yang ditemukan sudah lepas, karena banyaknya pengunjung yang menginjak. “Model ini memang lebih kuat dari yang lain dan tidak mudah aus,” ujarnya.

Pihak masih bertanggungjawab selama enam bulan ke depan untuk melakukan pemeliharaan. Selama itu pula akan terus memantau sejumlah kerusakan untuk langsung diperbaiki. Ia menegaskan, kerusakan yang terjadi bukan dari sisi kualitas bahan, namun lebih disebabkan karena pola kehidupan masyarakat yang berada di Jalur Pedestrian. Ia berharap kepada pihak terkait para PKL bisa diberikan pemahaman terkait berbagai hal untuk menghidupkan kesadaran untuk menghindari kerusakan street furniture.

Terpisah Kepala Dinas PUP-ESDM DIY Rani Sjamsinarsi mengakui karena masih awal memang banyak berbagai komentar. Terkait kerusakan bollard tersebut, Rani menilai ada yang memaksakan masuk melalui celah tersebut. Temuan itu akan dijadikan sebagai bahan evaluasi ke depannya. Ia sepakat, bahwa perlu ada upaya memberikan pemahaman khusus tentang penggunaan ruang publik seperti di Jalur Pedestrian Malioboro. Agara street furniture bisa terjaga dengan baik.  | Sunartono/JIBI/Harian Jogja |

SpiderCam Manjakan Pecinta Sepak Bola Liga Inggris

Previous article

Sepertiga Manusia Akan Musnah Karena Rokok

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kota Jogja