Flash InfoTechno

Film Keluarga Cemara Versi Layar Lebar, ini Perbedaan Dengan Versi Serialnya

0
film Keluarga Cemara

STARJOGJA,MOVIE – Film bergenre drama Keluarga Cemara bersiap-siap menyapa para penonton yang sudah lama merindukan aksi Abah, Emak, Euis, dan Ara. Tidak sekadar ajang nostalgia, film garapan Visinema Pictures ini mencoba tampil beda dengan versi serial televisinya.

Penyesuaian zaman adalah salah satu penyebabnya. Hal ini setidaknya terlihat dari pemilihan pemeran-pemeran dan skenarionya.

Setelah mengumumkan Ringgo Agus Rahman dan Nirina Zubir sebagai pemeran Abah dan Emak, pada pekan ini manajemen Visinema Pictures akhirnya mengumumkan secara lengkap siapa saja pemeran utama film itu.

Teka-teki siapa pemeran Euis dan Ara, dua sosok ikonik Keluarga Cemara sudah terjawab. Peran Euis, kakak yang bersahaja akan dilakoni oleh Adhisty Zara, salah satu personel grup idola JKT 48. Sedangkan peran Ara alias Cemara, adik dari Euis ini akan diemban oleh Widuri Putri Sasono, putri dari pasangan aktor Dwi Sasono dan Widi Mulia. Baik Zara maupun Widuri sendiri merupakan nama baru dalam kancah perfilman nasional.

Sementara pemeran lainnya yaitu tukang kredit Ceu Salmah diisi oleh Asri Welas. Adapun Tante Pressier akan diperankan oleh Maudy Koesnaedi. Selain mereka hadir pula karakter-karakter baru yang diperankan oleh aktris dan social media influencer Yasamin Jasem dan pianis muda Kafin Sulthan. Yasamin akan berperan sebagai teman Euis dan Kafin berperan sebagai anak pendiam yang intropert.

Namun, perhatian tertuju pada Ringgo dan Nirina yang diproklamirkan sebagagai pemeran Abah dan Emak. Masalahnya, publik sudah kadung megenal sosok ini sebagai pemeran karakter-karakter kocak dan atraktif. Peran barunya ini seolah bertolakbelakang dengan hal tersebut. Alhasil kemampuan akting mereka akan diuji untuk menampilkan tokoh Abah yang identik dengan kekaleman. Pula dengan Emak yang khas dengan kesabarannya.

Kurang lebih ekspektasi yang sama juga berlaku pada Zara dan Widuri yang dipercaya memerankan tokoh Euis dan Ara. Dalam serial televisinya, sosok Euis dan Ara diperankan dengan apik oleh Cheria Agustina dan Annisa Fujiyanti.

Pihak produser memiliki pertimbangan tertentu kenapa memilih nama-nama tersebut. Gina S. Noer, produser dan penulis skenario mengakui sulit untuk mencari anggota Keluarga Cemara karena pemerannya harus bisa diterima oleh semua kalangan.

Untuk Ringgo, ujarnya, dipilih karena dianggap sesuai memerankan Abah karena di dunia nyata pun Ringgo adalah orang yang berbicara tentang anak dan keluarganya. Artinya, Ringgo dianggap cukup mencerminkan karakter Abah dewasa ini.

Begitu juga saat memilih nama Nirina, pertimbangannya tak jauh berbeda. Soal lainnya, Nirina sebelumnya pernah terlibat dengan Ringgo dalam film Get Married sehingga tak sukar untuk membangun kedekatan mereka. Terlebih Ringgo dan Nirina adalah sahabat.

“Kalau dilihat di Instagram-nya, keduanya adalah sosok yang menampilkan diri sebagai ayah maupun ibu,” ujarnya belum lama ini.

Mengenai anggapan Ringgo dan Nirina terlalu muda memerankan Abah dan Emak, Gina mengatakan, film ini memang diarahkan untuk keluarga-keluarga muda. Sebab sebagian besar dari mereka dahulunya adalah penonton versi serial film ini. “Kami menargetkan keluarga yang dahulunya juga penonton Keluarga Cemara,” tuturnya.

Secara umum, lanjutnya, pemeran-pemeran ini dipilih karena dapat diterima oleh semua pentonon. Baik itu, pentonton yang masa kecilnya pernah atau menjadi penggemar serial Keluarga Cemara maupun penonton generasi kini yang sama sekali tidak pernah menyaksikan serial tersebut.

Membahas cerita, penulis naskah film Habibie & Ainun itu mengatakan, film ini merupakan prekuel dari serialnya. Kisahnya tentang Abah yang berusaha sebaik mungkin kepada keluarga. Namun di pertengahan jalan membangun keluarga ini ada sesuatu yang membuat mereka bangkrut. “Kisah bagaimana awal keluarga ini bangun dari titik nol. Kalau di serialnya kan sudah bangkrut keluarganya. Kurang lebih seperti itu [permulaan dari sinetron],” ujarnya.

Perbedaan lainnya, walau serialnya mengambil latar 90-an, Gina memastikan film Keluarga Cemara ini latarnya 2017 dan 2018. Dia mengatakan, film ini tidak seutuhnya mengadaptasi dari serial. Namun, memodernkan kembali Keluarga Cemara.

Keleluasaan Gina mengkreasikan cerita dalam film ini tentu tak lepas dari restu dari Arswendo Atmowiloto, penulis naskah serial Keluarga Cemara. “Untuk penulisannya mas Wendo [Arswendo Atmowiloto] tidak terlibat. Jadi beliau menyerahkan sepenuhnya kepada kami,” ujarnya.

Untuk lokasi syuting, Gina masih merahasiakannya. Dia hanya menyebut wilayah Jabodetabek. Diakuinya mencari lokasi syuting salah satu hal yang susah karena harus menampilkan sesuatu yang khas. “Pencariannya nyaris sepanjang pembuatan skenario. Alhamdulilah sudah punya spot,” ujarnya.

Film garapan sutradara Yandy Laurens ini dijadwalkan memulai syuting pada 7 Januari mendatang. Rencananya film akan selesai pada awal Februari mendatang. Sedangkan tayangnya dijadwalkan pada pertengahan tahun ini.

Dalam memproduksi film ini, Visinema Pictures bekerjasama dengan Ideosource Film Fund, perusahaan modal ventura. Mengenai bujet film, Produser Anggia Kharisma enggan membeberkan. Menurut dia anggarannya cukup tinggi sehingga tidak dapat diberi tahu nominalnya. “Film ini produksinya cukup besar,” ujarnya.

Dia menambahkan kehadiran film ini tidak hanya untuk mengobati rasa rindu para penggemar Keluarga Cemara tetapi juga memberikan nilai-nilai baru pada keluarga saat ini. “Kami berharap film ini dapat mengajak semua penonton untuk memahami arti penting keluarga.”.(BISNIS.COM)

Proyek Mempercantik Malioboro Terus Berlanjut

Previous article

Wisata Cave Tubing Kalisuci Sudah Beroperasi Normal, tapi Tergantung Cuaca

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Flash Info