News

Gaya Bahasa Kaum Milenial Saat Menyampaikan Aspirasi Politik

0
bahasa humor

STARJOGJA.COM, SLEMAN – Penggunaan bahasa humor dalam poster maupun spanduk pada berbagai aksi demonstrasi mahasiswa kian marak dijumpai dalam beberapa waktu terakhir.

Komika Sakdiyah Ma’ruf mengatakan bahwa humor dalam komunikasi politik bukanlah suatu hal yang baru. Awalnya humor banyak dipakai kaum marjinal sebagai alat berbicara.

“Rakyat kecil dan kelompok minoritas menggunakan olok-olok untuk refleksi diri sendiri sekaligus merefleksikan kondisi bangsa,” tuturnya, saat menjadi pembicara utama dalam seminar bulanan Melawan Dengan Gembira, di Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM, Senin (20/10/2019).

Baca juga: Presiden Jokowi Ingin Ciptakan Iklim Politik dan Ekonomi yang Kondusif

Saat ini bahasa humor, kata dia, kembali banyak bermunculan dalam aksi-aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa yang merupakan bagian dari generasi milenial. Para kaum milenial berusaha menyampaikan aspirasi politik mereka melalui cara baru yakni dengan poster ataupun spanduk demo yang dikemas dalam gaya humor.

Sakdiyah menyebutkan setidaknya ada empat gaya yang sering digunakan dalam aksi demo mahasiswa. Salah satunya yang langsung berfokus pada isu yang tengah berkembang di masyarakat. Misalnya saja pada demo mahasiswa di Gedung DPR/MPR yang menolak RKUHP dan UU KPK. Contoh poster dengan gaya ini adalah “DPR Udah Paling Bener Tidur; Malah Disuruh Kerja”.

Berikutnya, menggunakan referensi budaya pop.Salah satu contohnya penggunaan kata-kata “Drama Korea Tidak Seasik Drama DPR”.

Referensi kehidupan pribadi juga kerap menjadi bahan dalam penyampaian aspirasi demonstarsi mahasiswa. Seperti dalam poster bertuliskan Cukup Cintaku Yang kandas, KPK Jangan.

Bayu

Pertandingan Derby Mataram Berakhir Ricuh

Previous article

Pengamat: Pesantren Berperan Penting Ajarkan Islam Moderat

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News