News

Kisah Pak Aat yang Menginspirasi Penyandang Kebutuhan Khusus

0
pak aat penyandang kebutuhan khusus
pak aat penyandang kebutuhan khusus (Nurrokhim)

STARJOGJA.COM, Info – Menjadi penyandang kebutuhan khusus tidak ada dalam mimpi Nubuat Muhammad Maghribi atau kerap disapa Pak Aat. Namun, berkat semangat dan keteguhan belajar menjadikannya seorang guru TIK di salah satu sekolah khusus di Kabupaten Bantul dan Badan Sosial Mardi Wuto.

“Saya sekarang mengajar di Mts SLBA di Kabupaten Bantul dan itu pun secara daring pengajaranya, untuk di Mardi Wuto sendiri saya masih vakum, karena belum ada kebijakan kapan dibuka kembali,” Ujarnya 24 September 2020.

Aat bercerita bagaiamana mengajar sebagai guru TIK dengan kebutuhan khusus. Merasakan hal yang sama dari yang dulunya tidak bisa mengoprasikan komputer sekarang menjadi bisa.

Baca juga : Mahasiswa UGM Kembangkan Alat Bantu Baca Penyandang Tunanetra

“Sudah cukup banyak yang bisa mengoperasikan komputer atau laptop sekarang, karena yang belajar juga ada yang dari mahasiswa seperti dari UIN Jogja mas,” katanya.

Aat mengatakan selama pandemi Covid-19, selain mengajarnya secara daring, dia juga rutin bermain musik dengan kawannya dan membuat lagu.

“Tadi saya juga baru selesai bermain musik mas, untuk bermain musik sendiri itu rutin setiap minggu pada hari Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu, saya dan kawan kawan juga sering mengcover lagu,” katanya.

Pak Aat sendiri juga menceritakan awal mulanya dia menjadi penyandang kebutuhan khusus dengan kurun waktu kurang lebih dua puluh tahun.

“Dulu itu saya normal seperti orang biasanya, kejadian ini saya alami ketika saya sedang mengerjakan skripsi untuk kejar tayang, sehingga, begadang, dan tiba tiba di pagi hari pandangan mata saya sudah berubah agak sedikit gelap,” katanya.

Kini menjadi guru TIK yang menginspirasi orang orang yang mempunyai nasib sama dengan dia. Sebab, menurutnya memberikan semangat untuk bangkit dari keterpurukan yang dialami menjadi pelajaran penting.

“Jadi gini mas, banyak orang yang mempunyai nasib sama dengan saya, tetapi mereka belum bisa menyadari dan menerima kenyataan yang ada, jika belum bisa untuk menerima dan berangan-angan dia masih normal, mau sampai kapan disitu terus,” ujarnya.

Penulis : Nurrokhim

Bayu

Puncak Sosok Wakili DIY di Ajang API Award

Previous article

Satpol PP DIY Beri Sanksi Sosial Pelanggar Protokol Kesehatan

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News