Feature

Hari Kesehatan Nasional 2020, Masyarakat Perlu Lebih Waspada terhadap Demam Berdarah Dengue

0
Demam Berdarah
Seremoni-penyerahan-ember-berisi-telur-nyamuk-ber-Wolbachia-dari-Wakil-Walikota-Yogyakarta-Drs.-Heroe-Poerwadi-MA-kanan-kepada-Camat-Kotagede-Rajwan-Taufiq-S.I.P-M.Si-pada-2-September-2020 (WMP)

STARJOGJA.COM, Info – Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan utama di masyarakat. Secara nasional, kasus dengue hingga 27 Oktober 2020 lalu, data Kementerian Kesehatan menunjukkan peningkatan kasus dengue hingga mencapai 93.178 kasus dengan 645 kasus kematian.

Memperingati Hari Kesehatan Nasional tahun ini, WMP Yogyakarta dan Dinas Kesehatan Yogyakarta mengajak masyarakat untuk bersama-sama lebih waspada terhadap DBD dan penyakit lainnya. Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang diperingati setiap 12 November, tahun ini bertema “Satukan Tekad Menuju Indonesia Sehat”.

Memperingati HKN 2020, WMP Yogyakarta dan Dinas Kesehatan Yogyakarta juga menyelenggarakan talk show bertajuk “Perluasan Manfaat Wolbachia dan Kewaspadaan terhadap Demam Berdarah di Musim Penghujan” yang akan berlangsung pada 18 November 2020, di Star Jogja 101.3 FM.

Peneliti Utama WMP Yogyakarta, Prof. dr. Adi Utarini, MSc, MPH., PhD menyampaikan bahwa selama ini banyak cara yang telah dilakukan untuk menekan DBD, mulai dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), 1 Rumah 1 Jumantik, dan fogging. Saat ini di Kota Yogyakarta, untuk melengkapi berbagai upaya yang telah dilakukan tersebut, WMP Yogyakarta melakukan pelepasan nyamuk Aedes aegypti berWolbachia untuk mengurangi kasus DBD.

Baca juga : Penyakit Demam Berdarah Jadi Ancaman di Musim Hujan

“Kami mengembangkan teknologi Wolbachia, yang telah terbukti efektif menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti. Manfaat nyamuk ber-Wolbachia yang telah dirasakan oleh warga di wilayah pelepasan saat penelitian inilah yang selanjutnya kami perluas sebarannya ke wilayah yang belum mendapat nyamuk ber-Wolbachia,” papar Adi Utarini yang dikenal dengan sapaan Prof Uut.

Penelitian selama 3 tahun ini telah menunjukkan hasil efikasi Wolbachia, bahwa Wolbachia efektif menurunkan 77% kejadian dengue di area intervensi dibandingkan dengan di area pembanding.

“Setelah penelitian pengendalian dengue tersebut berakhir, saat ini kami bersama dengan Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta sedang melakukan perluasan manfaat Wolbachia di area intervensi di Kota Yogyakarta. Ribuan ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti berWolbachia dititipkan di rumah penduduk, kurang lebih selama 4 – 6 bulan, hingga persentase Wolbachia established di 60%,” jelas Prof Uut.

Saat ini, perluasan manfaat Wolbachia melalui penitipan ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia di rumah penduduk dan fasilitas umum sudah berlangsung di 29 Kelurahan di 15 Puskesmas pada area kontrol di Kota Yogyakarta. Setelah pelepasan Wolbachia, akan dilanjutkan dengan monitoring persentase Wolbachia di area pelepasan.

Selain itu, WMP Yogyakarta, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, dan Puskesmas sebagai mitra kegiatan, mengembangkan data dan informasi secara bersama-sama agar pelaksanaan perluasan manfaat Wolbachia berjalan dengan efisien. Salah satu data dan informasi yang dibagikan adalah data monitoring kasus demam berdarah, sehingga nantinya bisa dilihat bagaimana dampak pelepasan Wolbachia terhadap penurunan kasus dengue.

Walaupun di Kota Yogyakarta sudah mendapatkan intervensi teknologi Wolbachia yang efektif menurunkan dengue, namun masyarakat masih perlu senantiasa waspada. Entomology Team Leader WMP Yogyakarta Warsito Tantowijoyo, PhD, menyampaikan, di musim penghujan biasanya terjadi kenaikan populasi nyamuk. Hal ini ditambah dengan fenomena La Nina di Bulan November yang berpengaruh terhadap tingginya curah hujan di Indonesia.

Di musim penghujan, banyak genangan air yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk. Prof Uut menambahkan, dari aspek manusianya untuk mencegah dengue adalah dengan menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dengan asupan gizi yang seimbang, olah raga rutin, dan istirahat yang cukup.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Drg. Yudiria Amelia, menyampaikan, memasuki musim penghujan ini, Dinas Kesehatan mengingatkan Puskesmas-Puskesmas untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap dengue. Dinas Kesehatan juga bersurat kepada Camat dan Lurah melalui Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan oleh walikota atau Sekda, meghimbau gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Drg. Yudi juga menghimbau kepada masyarakat, jika ada gejala DBD atau COVID-19 untuk langsung datang ke fasilitas kesehatan terdekat, agar mendapat tindakan medis segera. Selain itu, menurutnya, masyarakat juga perlu tetap menjalankan protokol kesehatan 4M COVID 19 (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan) dan 4M DBD (Menguras, Menutup, Mengubur, dan Memantau tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk).

Bayu

Bantul Percepat Tes Cepat Untuk Para Santri

Previous article

Gayo Ngopi, Awal Eksistensi Kopi Gayo di Yogyakarta

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Feature