Flash Info

Peneliti Mengembangkan Obat Setop Flu dan Covid-19

0
Penularan Covid-19

STARJOGJA.COM, Info – Pengobatan baru dengan perubahan genetik kecil yang dikembangkan oleh peneliti Georgia Institute of Technology dan Emory University menunjukkan hasil baik, yang menghentikan replikasi virus flu dan virus corona baru penyebab Covid-19. Bahkan, pengobatan itu dapat dilakukan menggunakan nebulizer, sehingga pasien dapat dengan mudah mengaturnya sendiri dari rumah.

Terapi ini didasarkan pada jenis CRISPR, yang biasanya memungkinkan peneliti untuk menargetkan dan mengedit bagian tertentu dari kode genetik, untuk menargetkan molekul RNA.

Baca Juga : Jambu Kristal Tidak Bisa Tangkal Covid-19

Dalam kasus ini, peneliti menggunakan teknologi mRNA untuk mengkodekan protein yang menghancurkan bagian dari kode genetik RNA, yang digunakan virus untuk mereplikasi diri. Peneliti menjelaskan, dalam pengobatan mereka satu-satunya hal yang perlu dipindah dari satu virus ke virus lainnya adalah untai panduan. Mereka hanya perlu mengubah satu urutan RNA.

“Kami beralih dari flu ke virus corona baru. Mereka adalah virus yang sangat berbeda, dan kami dapat melakukannya dengan sangat cepat hanya dengan mengubah panduan,” kata peneliti seperti dikutip Medical Xpress, Jumat (5/3).

Untai panduan adalah peta yang pada dasarnya memberi tahu protein Cas13a di mana harus menempel pada RNA virus dan mulai menghancurkannya. Tim menguji pendekatannya terhadap flu pada tikus dan virus corona baru pada hamster.

Hasilnya, dalam kedua kasus tersebut, hewan yang sakit menjadi kembali sembuh. Hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Biotechnology ini adalah studi pertama yang menunjukkan mRNA dapat digunakan untuk mengekspresikan Cas13a dan membuatnya bekerja di jaringan paru-paru.

Pendekatan ini berpotensi untuk mengatasi 99 persen jenis flu yang telah beredar selama seabad terakhir. Tampaknya, itu juga akan efektif melawan varian baru virus corona yang sangat menular. Kunci keefektifan itu adalah urutan gen yang menjadi target para peneliti.

“Dalam flu, kita menyerang gen polimerasi. Itu adalah enzim yang memungkinkan virus membuat lebih banyak RNA dan bereplikasi,” kata peneliti.

Dengan bantuan CDC, peneliti melihat urutan genetik dari strain flu yang umum selama 100 tahun terakhir dan menemukan daerah RNA yang tidak berubah di hampir seluruh sampel. Peneliti menyebut mereka mengejar hal tersebut karena RNA itu perlu dilestarikan.

Selanjutkan, peneliti membiarkan biologi mendikte apa yang ditargetkan para peneliti. Demikian pula dalam SARS-CoV-2, urutan yang ditargetkan para peneliti sejauh ini tetap tidak berubah dalam varian baru. Pendekatan ini berarti pengobatannya lebih fleksibel dan mudah diadaptasi saat varian baru muncul.

Sumber : Bisnis.com

KRL Jogja Solo Harus Meningkatkan Kualitas Transportasi

Previous article

Gangren Gejala Baru Covid-19, Ini Penjelasan Dokter RSA UGM

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Flash Info