News

Sultan HB X Jelaskan Makna Tanah dan Air Bumi Mataram yang Dibawa ke IKN 

0
pembangunan IKN
prosesi penyatuan tanah dan air (antara)

STARJOGJA.COM, Info –  Gubernur DIY Sri Sultan HB X memberikan penjelasan terkait makna tanah dan air yang dibawanya dari bumi Mataram atau dari Kraton Jogja ke lokasi pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). Sultan mengakui bahwa tanah dan air tersebut diambil dari tempat khusus yang memiliki nilai.

HB X mengakui bahwa tanah dan air yang diambil dari Bumi Mataram berasal dari tempat khusus yang dianggap memiliki nilai. Harapannya ke depan dapat mewujudkan Indonesia menjadi negara besar.

“Saya kira kita memberikan tanah maupun air itu dari Bumi Mataram secara simbolik seperti dilakukan teman yang lain juga mengambil tanah dan air dari tempat yang mereka anggap mempunyai nilai,” ucap Sultan, Senin (14/3/2022).

 BACA JUGA: Arti Prosesi Penyatuan Tanah dan Air di IKN

Sama seperti provinsi lain, kata Sultan, pengambilan tanah dan air tidak dilakukan di sembarang tempat, melainkan diambil pada lokasi yang memiliki nilai.

“Tetapi juga bagaimana daerah itu seperti kita saksikan mereka memberikan kontribusi tanah maupun air itu mereka beranggapan [tempat bernilai], menganggap tidak sembarang asal ngambil tanah dan air dari tempat umum, tetapi yang mereka, berarti mereka paham simbol itu semoga saja punya kekuatan untuk masa depan dalam membangun masa depan,” katanya.

HB X menambahkan Presiden Jokowi telah menerima tanah dan air dari masing-masing provinsi. Menurut Sultan, hal itu sebagai simbolik dalam pemahaman kebudayaan dalam konteks bentuk dukungan dengan tanah dan air untuk memperkuat kesatuan bangsa. Kedua, semua Gubernur beranggapan bahwa prosesi ini merupakan peristiwa besar dalam upaya membangun bangsa dan negara di masa depan. Sehingga jadi momentum merealisasikan program menjadi sesuatu yang tidak sekadar simbolik lagi tetapi secara faktual harus diwujudkan.

“Biarpun mungkin dari peristiwa ini tidak harus selesai 2024, pendapat saya ini membangun kepindahan IKN perlu waktu. Secara simbolik memberikan ruang budaya pada aspek simbolik itu ingat bahwa dari awal kebhinekaan persatuan dan kesatuan bangsa itu menjadi perekat yang utama dalam berproses untuk menatap masa depan. Semoga saja pemahaman simbolik ini bisa memberikan fakta tidak ada kalimat mundur, biar pun mungkin proses pembangunan perlu waktu lama, bukan berarti 2024 harus selesai,” ucap Sultan.

Sumber : Harian Jogja
Bayu

Aman Nusa II Progo 2022 Siap Digelar

Previous article

Kena Serangan Jantung Ringan  Buya Syafii  Istirahat Total

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News