JogjaKUNewsSejarah

Jejak Sejarah Istana Kepresidenan Yogyakarta

0
Istana Kepresidenan Yogyakarta
Sumber Foto: Dok. BPCB DIY Tahun 2021

STARJOGJA.COM-JOGJA. Istana Kepresidenan Yogyakarta, yang dikenal dengan sebutan Gedung Agung, memiliki sejarah yang kaya dan menjadi saksi berbagai peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Bangunan ini awalnya dibangun oleh Belanda sebagai gedung keresidenan pada tahun 1823, yang terletak di sisi barat Benteng Vredeburg. Gedung ini mengalami perbaikan dan renovasi beberapa kali dalam sejarahnya.

Pada tahun 1867, gedung ini mengalami kerusakan berat akibat gempa bumi tektonik, dan rehabilitasi dilakukan pada tahun 1869 dengan dukungan dana dari pemerintah Belanda sebesar f. 125.000. Setelah perang Diponegoro (1825-1830), perbaikan gedung keresidenan dilanjutkan pada masa Residen Frans Gerardus Valk, dan perbaikan selesai pada tahun 1832 dengan biaya sekitar f. 70.000. Gedung inilah yang kemudian menjadi Istana Kepresidenan Yogyakarta.

Selama sejarahnya, Gedung Agung memiliki peran penting dalam berbagai peristiwa nasional, termasuk sebagai tempat penurunan bendera Hinomaru Jepang pada tanggal 21 September 1945, yang merupakan simbol penggantian bendera Jepang dengan bendera Republik Indonesia Merah Putih.

Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Gedung Agung digunakan sebagai kantor Komite Nasional Indonesia (KNI) dan kemudian sebagai Istana Negara saat ibu kota Republik Indonesia dipindahkan dari Jakarta ke Yogyakarta pada tahun 1946. Presiden Sukarno menggunakan Gedung Agung sebagai kantor dan kediaman keluarganya.

Gedung Agung memiliki arsitektur Barat bergaya “Doria” dengan tiang-tiang besar dan atap pelana yang memberikan kesan berwibawa. Ruang utamanya memiliki beberapa ruangan khusus, seperti Ruang Garuda, Ruang Soedirman, dan Ruang Diponegoro. Ruang Garuda digunakan untuk menerima tamu negara, sedangkan Ruang Soedirman dan Ruang Diponegoro didedikasikan untuk mengenang perjuangan Panglima Besar Soedirman dan Pangeran Diponegoro dalam melawan penjajahan.

Kompleks Gedung Agung saat ini telah diakui sebagai cagar budaya dan memiliki peran penting dalam menyimpan kenangan sejarah Indonesia. Terletak di Jalan Ahmad Yani No. 3, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta, kompleks Gedung Agung menjadi saksi bisu bagi sejarah bangsa Indonesia yang penuh perjuangan dan keagungan cita-cita kemerdekaan.

Penulis: Destiara Hasna

Go Tik Swan Pelopor Warisan Budaya Tak Benda Di Indonesia

Previous article

Sedetik Senyawa dari Arupa Kata Suarakan Soal Alam

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in JogjaKU