News

Biennale Jogja 17 Ajak Sekolah Sekolah Mengenal Dekat Seni

0
Biennale Jogja 17
Biennale Jogja 17 (starfm)
STARJOGJA.COM, Info  –  Biennale Jogja 17 tahun 2023 ini memiliki program yang asik dan bisa menjadi perhatian masyarakat Jogja. Syeean Tim Media dan Kunjungan Sekolah Biennale Jogja mengatakan tahun ini Biennale Jogja ada 13 venue  dengan 3 lokasi utama yang dekat dengan masyarakat.

“Di Taman Budaya Jogja, Area Bangunjiwo dengan beberapa titik dan Panggungharjo dengan beberapa titik,” katanya kepada Star 101,3 FM.

Syeean mengatakan lokasinya dekat dengan masyarakat seperti di Panggungharjo yang dekat dengan anak anak mengaji, latihan tari, dan ada sekolah. Bahkan ada juga lokasinya yang menggunakan gudang sehingga menjadi tawaran menarik untuk menikmati seni ala Biennale Jogja.

“Venue menarik misal di Bangunjiwo ada di gudang. Tahun ini ada di rumah terbengkalai puluhan tahun ada hal yang menarik,” katanya.

Syeean mengatakan tema Biennale Jogja tahun ini adalah Titen Pengetahuan Menubuh, Pijakan Berubah. Tema ini diisi dengan program yang menarik untuk masyarakat.

“Programnya asik asik dan seru. Ada beberapa program ada pameran anak saba sawah. Perform seniman, layar tancap, tur kunjungan ada dua program Anjangsana dengan kereta kelinci dan ada yang untuk sekolah sekolah bisa request siapa pemandunya. Sekolah kita undang yang dekat dengan venue. kita membuka tur dari sekolah yang jauh dari venue,” katanya.

Sementara Amos Tim Media dan Kunjungan Sekolah Biennale Jogja mengatakan orang jogja sudah mengetahui jika Biennale Jogja adalah event seni. Namun kali ini Biennale Jogja memiliki program yang tidak hanya menampilkan seni itu sendiri tapi ada bagian yang lebih luas.

“Biennale Jogja punya upaya untuk simposium dan mencetak buku dan tidak sebatas event seni tapi juga mengenalkan ide seni soal tradisi dan membaca ulang itu dan ini tawaran menarik dari Biennale Jogja,” katanya.

Gagasan trans lokalitas dan trans historisitas menjadi pijakan bagi Biennale Jogja untuk menatap event ini. Amos mengatakan trans lokalitas ini menghubungkan kebudayaan satu dengan kebudayaan lainnya.

“Translokal ide seni tradisi lokal cuma sebatas yang sudah usang. Tapi menariknya dengan wacana trans lokal bisa membaca kebudayaan lokal itu dalam hubungannya dengan hubungannya dengan kebudayaan lain. Saling silang antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lain kita omongin kebudayaan jawa dan sudan tanpa ngomongin budaya papua, jadi kita nyari trans keterhubungan antara masing masing lokalitas yang kita temui bahkan melampaui sekat sekat budaya bangsa,” katanya.

Melalui trans lokalitas ini menurut Amos sangat meluas dan tidak terbatas pada suku dan bangsa tertentu. Pembuktiannya ada pada salah satu seniman yang ikut dalam Biennale Jogja ini.

“Seniman rumania di Biennale Jogja itu residensi ke Bangunjiwo terus ada hubungan interaksinya percakapan yang kupikir jadi menarik,” katanya.

Pengalaman menariknya juga dialami Gisela Dita Volunter L.O Biennale Jogja 17 yang menjadi L.O bagi salah satu seniman di Biennale Jogja 17 ini.

“L.O seniman dari nepal. Dari akhir september dan berangkat lagi ke Nepal 12 Oktober kemarin sudah pulang,” katanya.

Dita mengatakan pengalaman menariknya adalah ternyata ada beberapa bahasa yang sama dengan budaya di Nepal. Bahkan ada “unggah ungguh” yang juga dimiliki orang Nepal.

“Beberapa diksi bahasa misal disini acar disana juga acar misal anggur disana juga anggur. Disini kan makanan pokok nasi sama jagung disana juga sama. Unggah ungguh juga mirip misal ditawarin makanan harus ambil, walau sedikit,” katanya.

Biennale Jogja 17 2023 digelar mulai 6 Oktober – 25 November 2023 di berbagai lokasi.

Bayu

Soal Obat BPOM Ingatkan Bahaya OOT dan Sanksi Hukumnya Mengedarkan

Previous article

Alasan Pakar UGM Ingatkan Masyarakat Konsumsi Antibiotik dengan Resep Dokter

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News