FeatureNews

Menangani Kemiskinan dengan Nilai Nilai Kesetiakawanan Sosial

0
kesetiakawanan sosial
nilai nilai kesetiakawanan sosial (starfm)
STARJOGJA.COM, Info – Kemiskinan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah dalam penanganan kemiskinan. Endang Patmintarsih, S.H., M.Si Kepala Dinas Sosial DIY mengatakan masyarakat dan pemerintah penting untuk mengetahui keutamaan nilai nilai kesetiakawanan sosial.

“Bagaimana nilai nilai kesetiakawanan ini dapat membangun masyarakat dengan gotong royong bersama sama memerangi kemiskinan,” katanya kepada 101,3 Star FM.

Endang mengatakan tidak hanya itu nilai nilai kesetiakawanan sosial akan menjadi suatu gerakan. Gerakan ini  bersama seperti Pensosmas atau Penyuluh Sosial Masyarakat yang merupakan modal sosial dan elemen lainnya.

“Ada TKSM, PSM, WKSBM da Tagana ada Difagana menarik ini karena difabel dalam penanganan bencana. Bagaimana difabel ini bersama dan bersinergi mereka tidak hanya objek tapi juga subyek bisa melakukan layanan sosial,” katanya.

Endang menegaskan pentingnya nilai nilai kesetiakawanan sosial dalam kehidupan masyarakat saat ini untuk perlindungan dan pemberdayaan sosial. Sebab saat ini ada  25 masalah sosial diantaranya masalah anak dengan 7 klaster.
” Penanganan Dinsos itu orang yang tidak berdaya, kebutuhan khusus,lansia, difabel, jenazah terlantar butuh perhatian,” katanya.
Endang mengatakan dalam menyelesaikan masalah sosial di DIY ia tidak bekerja sendiri. Ia pun melibatkan banyak pihak dalam menyelesaikan masalah sosial.
“Kami pemda lintas stakeholder yang punya kewenangan pengentasan kemiskinan bersinergi lalu dengan CSR. ada CSR Kesos yang banyak bantu kami. Eksternal ada perguruan tinggi ada kementerian,” katanya.
Endang mencontohkan keterlibatan swasta dalam kesetiakawanan sosial dengan program CSR. Seperti program Difagana yang menggandeng dengan NGO asing untuk mengembangkan kapasitas difabel dalam penanganan bencana.
“Bagaimana difabel bisa komunikasi dengan mereka. Kalau saya mungkin saya susah tapi kalau dengan mereka (difabel) bisa. Jangan salah mereka difabel  bisa membangun tenda dengan cepat, mereka bisa,” katanya.
 Menurut Endang selain nilai kesetiakawanan sosial juga perlu ada nilai nilai budaya dalam bentuk restorasi sosial. Restorasi sosial bersama tokoh masyarakat ini dengan pemberdayaan sosial melalui KUBE dan pendampingan selama 3 tahun sampai akhirnya bisa mandiri dan tidak hanya berpangku tangan saja.

“Memiskinkan diri itu tidak malu, saya sering dicurhati tim, bagaimana menumbuhkan budaya malu. Kalau tidak miskin ya jangan bilang miskin. Bagaimana nilai nilai sosial itu kita tumbuhkan kembali,”katanya.

Sementara itu Ari Kurniawan, S.Pd Ketua Forum Pensosmas DIY mengatakan Pensosmas merupakan produk dari Kemensos sebagai sumber kesejahteraan sosial.

“Kami terjun langsung di lapangan untuk mensukseskan program dinas sosial. Peran kami ada komunikasikan ke masyarakat ada informasi juga kami juga memotivasi paling berat adalah edukasi masyarakat terutama bantuan kemiskinan itu paling berat,” katanya.
Ari mengaku kondisi di lapangan tentang kepedulian sesama masih kurang, terutama dalam menerima bantuan sosial. Sebab banyak masyarakat yang seharusnya tidak menerima bantuan namun masih menerima bantuan.

“Kita kan senang dengan bantuan ya, nah ini perlu kita luruskan karena tidak semua akan mendapatkan bantuan. Perlu sikap ada yang lebih membutuhkan bantuan daripada kita,” katanya.

Bayu

Kopi Hitam Biasa vs Cold Brew, Mana Lebih Sehat?

Previous article

Jadwal Pemadaman Listrik DIY Selasa, 12 Desember 2023

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Feature