Kab BantulNews

Begini Pesona Ratusan Tukik Berjalan Ke Lautan

0
promosi jogja
Ilustrasi Wisatawan Asing

Bisnis.com, BANTUL-Setelah lolos dari ancaman perburuan liar, ratusan tukik yang dilepas di pesisir selatan DIY kini harus berjuang menghadapi kerasnya alam lautan lepas.

Sontak, kesembilan wisatawan mancanegara asal Perancis itu serempak berteriak ketika ombak datang. Bukan lantaran sepatu mereka basah oleh ombak yang menerjang, tapi mereka kegirangan saat melihat tukik-tukik itu bergerak lincah mengikuti arus ombak itu.

Dalam bahasa Perancis, mereka meneriaki tukik-tukik berukuran panjang sekitar 15 sentimeter yang tengah berjuang kembali ke lautan lepas itu.

Lebih dari 100 ekor tukik berjenis abu-abu berlomba ke lautan lepas di Pantai Pelangi, Desa Depok, dan Pantai Gua Cemara, Desa Gadingsari, Minggu (9/8/2015) siang. Tukik-tukik itu adalah hasil tetasan beberapa hari lalu dari beberapa sarang yang ada di dua titik tersebut.

“Telur yang kami tetaskan di sarang semi alami itu adalah hasil temuan warga,” ucap Fery Munandar di Pantai Pelangi.

Setidaknya, ratusan ekor tukik yang dilepasliarkannya itu menjadi harapan tetap lestarinya penyu, khususnya penyu jenis abu-abu. Meski kenyataanya, dari ratusan tukik itu, hanya beberapa ekor saja yang kemungkinan kecil bertahan hingga dewasa.

“Selebihnya, mereka akan mati jadi mangsa predator di laut lepas.”

Pertengahan Juni lalu, warga memang telah menemukan setidaknya 6 buah sarang telur penyu yang tersebar di beberapa titik kedua pantai itu. Lalu, olehnya dan beberapa pegiat pelestari penyu dari LSM Banyu, telur-telur di sarang itu diselamatkannya. Telur-telur itu lantas dipindahkannya ke sarang semi alami yang sudah ia siapkan sebelumnya. Di sarang itulah lantas telur-telur tersebut akan menetas dengan sendirinya.

Jumlahnya pun tak sedikit. Dari keenam sarang yang ditemukan warga itu, lebih dari 600 butir telur ia pindahkan ke sarang semi alami. Tentu saja, tak sepenuhnya ratusan telur itu menetas. Ada yang mati, ada pula yang gagal menetas. “Tapi itu kecil kok. Tak lebih dari 10 persennya. Sisanya menetas semua,” katanya.

Gayung bersambut, Francois, salah satu turis asing yang turut melepasliarkan tukik itu di Pantai Pelangi mengaku bangga bisa turut ambil bagian dalam aktivitas itu. Sebelumnya, ia sama sekali tak pernah menyentuh anak penyu.

“Jangankan anak penyu, induk penyunya saja saya tidak pernah memegang,” ujarnya dalam bahasa Inggris setelah diterjemahkan oleh penerjemahnya.

Mendengarkan penjelasan dari para aktivis pegiat penyu itu, ia pun hanya tertegun. Betapa tidak, ia menyadari, penyu adalah salah satu warisan fauna yang masih tersisa hingga kini. “Kalau tidak dilestarikan, bisa-bisa mereka hilang untuk selamanya.”

Tak hanya Francois, para anggota komunitas mobil Taft turut ambil bagian. Setidaknya, puluhan anggota dari Taft Diesel Indonesia (TDI) DIY juga tak mau kalah. “Kami juga ikut lo,” kata Purwanto, Ketua TDI DIY.

Menurutnya, saat mengetahui ada kabar pelepasliaran tukik, anggotanya langsung antusias untuk ikut ambil bagian. Dengan begitu, ia pun sekaligus bisa memberikan edukasi kepada para anggotanya untuk ikut melestarikan fauna langka itu. “Apalagi ini kami dalam rangka Syawalan. Banyak anggota kami mengajak serta anak-anak mereka. Ini bisa sekaligus jadi wisata edukasi,” katanya.

Kapankah Waktu Yang Tepat Untuk Melamar Kekasih?

Previous article

Kepala BPBD DIY Jabat Plt Bupati Sleman

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kab Bantul