Kota JogjaNews

Pemerintah Diminta Kerja Cepat Dorong Kinerja Kredit Berorientasi Ekspor

0
Wisata Prioritas

STARJOGJA.COM,JOGJA — Bank Indonesia meminta pemerintah mempercepat implementasi seluruh kebijakan yang akan mendorong kredit berorientasi ekspor.Hal ini mengingat tekanan global yang terus berlanjut dan sumber-sumber valuta asing belum sepenuhnya didapat dengan maksimal.

Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara mengatakan, saat ini kondisi Amerika Serikat (AS) sedang bergerak menuju suku bunga acuan yang normal. Secara normal dalam artian di atas dari posisi inflasi AS yakni 2%.

“Sehingga normalnya suku bunga acuan AS berada di kisaran 2+1 yakni 3% dari yang saat ini dikisaran 1,5%,” katanya ketika membuka Seminar Pengembangan dan Pembiayaan Industri Padat Karya Berorientasi Ekspor di Yogyakarta, Senin (7/3/2018).

Mirza mengemukakan, langkah AS tersebut tentu akan membuat negara emerging market termasuk Indonesia melakukan sikap waspada karena harus turut menyesuaikan. Adapun saat ini Indonesia masih memiliki komponen impor yang dibayarkan menggunakan valuta asing.

Belum lagi, dalam hal pembiayaan kredit perbankan hanya mengambil 35%, lalu asuransi, dana pensiun, reksadana dan lainnya 50%. Sisanya, pemerintah harus menarik utang dana luar negeri dari berbagai instrumen seperti portofolio.

“Sekarang konsekwensinya dari permintaan valas ke luar negeri maka penerimaan valas juga harus tinggi,” ujarnya.

Adapun penerimaan valas tersebut akan digunakan untuk membiayai utang yang komponennya bersumber dari ekspor, pariwisata, dan TKI.

Untuk itu, Mirza menegaskan, Indonesia harus bekerja lebih keras. Sebab dari sisi utang, meski Indonesia tercatat sama dengan Thailand atau 35% dari PDB. Bedanya, kegiatan penerimaan valas Thailand sudah tinggi seperti dari ekspor pariwisata kunjungan wisman mencapai 35 juta jauh dari Indonesia yang masih 13 juta.

Sementara itu, dari kinerja 2017, nilai ekspor Indonesia hanya mencatatkan US$145 miliar. Padahal Thailand mampu mencetak ekspor US$231 miliar, Malaysia dan Vietnam juga mencatat ekspor masing-masing US$184 miliar dan US$160 miliar.

“Jadi harusnya bukan utang Indonesia yang dipermasalahkan tetapi penerimaan kredit berbasis ekspor yang harus ditingkatkan,” kata Mirza.(BISNIS.COM)

Bank Bantul dan PDAM Bantul Raih Penghargaan TOP BUMD 2018

Previous article

Ayo Ikuti Lomba Vlog Cerita Slemanku

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kota Jogja