Kota JogjaNews

Status Merapi Naik Jadi Waspada, 3 Km dari Puncak Diminta Mengungsi

0

STARJOGJA.COM,JOGJA – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menaikkan status aktivitas Gunung Merapi dari Normal menjadi Waspada terhitung Senin (21/5/2016) pukul 23.00 WIB.

Kenaikan status aktivitas Gunung Merapi itu dilakukan karena gunung vulkanis teraktif itu berkali-kali mengalami letusan freatik sepanjang 24 jam diikuti gempa vulkanik dan gempa tremor pada Senin. Frekuensi letusan freatik yang tinggi disinyalir menjadi pertanda munculnya letusan magmatik.

 

“Sehubungan dengan meningkatnya aktivitas letusan freatik, gempa VT dan gempa Tremor, maka menjadi pertimbangan bagi kami untuk menaikkan status aktivitas Merapi dari Normal ke Waspada,” kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida di kantor BPPTKG, Jl Cendana, Jogja, Senin malam.

Dengan naiknya status itu, BPPTKG tidak merekomendasikan kegiatan pendakian di Gunung Merapi kecuali untuk penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan mitigasi bencana. “Radius tiga kilometer dari puncak agar dikosongkan dari aktivitas penduduk,” kata Hanik.

Dia mengatakan berdasar catatan seismograf Stasiun Pusunglondon selama 10 hari terakhir hingga Senin siang, sudah terjadi tiga letusan freatik Gunung Merapi. Namun, catatan itu tak termasuk letusan freatik pada Senin petang.

“Sama sekali tidak ada gejala awal apa pun yang menunjukkan akan terjadi letusan freatik pada dua letusan yang terjadi secara berturut-turut pada hari ini [Senin]. Baik letusan pada dini hari atau pagi,” ujar Hanik.

Pada letusan freatik yang terjadi dini hari tersebut, kamera thermal merekam terjadi kenaikan suhu hingga 200 derajat Celcius secara mendadak. Begitu pula dengan letusan kedua juga terjadi perubahan suhu secara mendadak meskipun tidak setinggi saat letusan pertama. “Suhu langsung tinggi saat terjadi letusan. Tidak ada gejala dengan peningkatan suhu secara perlahan-lahan,” tutur dia.

Hanik menyebut tidak adanya gejala awal sebelum terjadi letusan freatik merupakan hal yang cukup wajar. Apalagi dua letusan yang terjadi tersebut berskala kecil. Berdasarkan studi yang dilakukan terhadap 115 kejadian letusan freatik, sebanyak 62% disertai dengan gejala awal, 22% gejala yang menyertai tidak jelas, dan 16% sama sekali tidak disertai gejala. Dengan begitu, Hanik meminta masyarakat tidak panik namun tetap meningkatkan kewaspadaan.(DEN/HARIANJOGJA/NUGROHONURCAHYO)

Merapi Waspada, Warga Sisi Barat Tetap Tenang dan Mulai Terapkan Ronda

Previous article

Babarsari Terkena Pemadaman Listrik

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kota Jogja