Kab Sleman

Tim UGM Petakan Bangunan Rusak Pasca Gempa Palu

0
Tim UGM petakan bangunan rusak
Tim UGM petakan bangunan rusak (foto : Humas UGM)

STARJOGJA.COM, Sleman – Gempa 7,4 Skala Richter yang menggucang Palu, Sigi dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah meyebabkan kerusakan di berbagai infrastruktur. Tim UGM petakan bangunan rusak pasca Gempa Palu.

Tim UGM mengerahkan Tim Task Force – Pendukung Data Spasial (TF-PDS) didukung oleh PUSPICS dan Departemen Sains Informasi Geografi (Dep. SaIG) yang melakukan penyediaan data spasial untuk membantu distribusi bantuan yang lebih efektif dan efisien.

Berdasarkan pemetaan tersebut diketahui sebanyak 182 titik pengungsian yang diinput diunggah melalui platform Google Mymaps.

Baca Juga : Relawan MRI-ACT Jogja Galang Dana Untuk Korban Gempa Palu

“Data ini akan digunakan untuk mengkoordinasikan bantuan bersama perangkat desa di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah,” kata Prof Dr. Hartono salah satu anggota tim peneliti sekligus ketua Ikatan Geografi Indonesia dalam keterangannya kepada wartawan Jumat (5/10/2018).

Selain tim mereka juga membuat Damage Assessment Map yang bermanfaat untuk melihat area terdampak sebagai acuan untuk fase recovery atau rekonstruksi pasca bencana. Peta ini dapat membantu pemerintah maupun LSM untuk memprioritaskan distribusi bantuan ke daerah terdampak.

Data yang digunakan adalah citra satelit beresolusi tinggi. Selanjutnya analisa dilakukan dengan menginterpretasikan citra secara visual dengan menggunakan citra perekaman sebelum gempa dan setelah gempa.

“Tim UGM petakan bangunan rusak telah berhasil menyelesaikan satu Damage Assessment Map yang meliputi area terdampak di pesisir Pantai Talise, Palu,” katanya.

Ia menyebutkan jumlah total titik bangunan yang terpetakan adalah sebanyak 1965 titik yang berada pada Zona 50S. Titik ini meliputi bangunan yang hancur sebanyak 1085 titik dan bangunan rusak sebanyak 878 titik.

“Angka kerusakan ini meliputi luasan daratan kajian seluas 10,5 Km2,” katanya.

Sementara pada area dengan luas 7,5 km2 , terdapat 2001 total bangunan yang terpetakan. Terdapat 213 bangunan yang rusak dan 1788 bangunan yang hancur.

Hartono menguraikan bangunan hancur adalah bangunan yang rata dengan tanah ketika dilihat pada citra pasca bencana. Sedangkan bangunan rusak adalah bangunan yang pada citra pra-bencana terlihat utuh, kemudian memiliki area tutupan atap yang kurang utuh ketika dilihat pada citra pasca-bencana.

“Besar harapan bahwa peta persebaran titik pengungsian ini dapat dimanfaatkan sebaikbaiknya oleh semua stakeholder khususnya pemerintah dan relawan yang ingin mendistribusikan bantuan kepada masyarakat di Palu,” ujarnya

Belo Negoro Jadi Luckydraw Kustomfest 2018

Previous article

Sejumlah Jalan Ditutup Saat Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) 2018

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kab Sleman