Kota JogjaNews

Hari Santri NU Ajak Budidayakan Ikan di DIY 

0
produktif saat pandemi covid-19
Beny Susanto menunjukkan ikan hasil budidaya di Pesantren Sunan Kalijaga, Panggungharjo, Sewon, Bantul.(FOTO : Star jogja)

STARJOGJA.COM, Jogja – Memperingati hari santri nasional, 22 Oktober 2018, Pengurus Wilayah Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdatul Ulama DIY mengajak warga NU dan masyarakat pada umumnya untuk terus mengembangkan budidaya ikan.

Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Kalijaga Yogyakarta Beny Susanto mengatakan pihakya telah membuktikan, dalam 5 tahun terakhir peningkatan budidayaterus meningkat. Bukan saja karena produksi ikan DIY masih jauh dari mencukupi, tetapi sebagai bagian dari upaya mensyukuri nikmat Tuhan Yang Maha Esa.

“Tidak boleh sejengkal tanah yang terlantar, tanpa ada ikhtiar yang konstruktif dan produktif, pemanfaatan secara ekologi, ekonomi dan sosial,” katanya dalam rilis yang diterima Starjogja.com ditulis Senin (15/10/2018).

Baca Juga : Sekjend PBNU Sebut Pemilih Pilpres 2019 Sudah Cerdas

Beny mengatakan berdasarkan data Dinas Kelautan Dan Perikanan DIY 2017, kebutuhan konsumsi ikan masyarakat sekitar 111.600 ton. Sementara produksinya dari hasil budidaya dan penangkapan baru 96.900 ton pertahun. Oleh karena itu kekurangannya didatangkan dari luar DIY, yang berjumlah sekitar 15.600 ton.

“Hari santri nasional memberikan makna kuat bagi motivasi kaum santri untuk terus berkarya, berkreasi yang produktif dan bermanfaat seperti pengembangan budidaya ikan. Inilah ikhtiar santri berbakti pada bangsa dan negara, bagian yang terus bertumbuh dan berkembang,” katanya.

Beny mengatakan jika membudidayakan ikan sangat mudah dan tidak harus membutuhkan lahan yang luas. Ikan yang bisa dibudidayakan seperti nila, gurami, lele, bawal, patin, gabus, sidat dan udang viname.

“Memang kebanyakan budidaya masih bersifat individu, akan lebih hemat dan menguntungkan jika dilakukan dalam bentuk kelompok, seperti kelompok mina atau poktan,” katanya.

Menurutnya melalui kelompok mina, poktan pembinaan, jejaringnya akan lebih mudah dan luas. Secara pembiayaan dapat ditekan juga efisiensi untuk pakan dan distribusi.

“Kelompok mina, poktan bisa dimaknai sebagai ikhtiar peningkatan kesejahteraan secara berjamaah, sehingga tidak hanya ibadah seperti shalat,” katanya.

 

Ribuan Guru Tidak Tetap Gunungkidul Gelar Aksi Tidak Mengajar

Previous article

BPJS Kesehatan Masih Butuh Kader JKN KIS Untuk Sleman

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kota Jogja