Esai

Siapkah Anda Menghadapi Kampanye Hitam di Media Sosial?

0
Narasi cerdas

STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Penggunaan media sosial di Indonesia, telah menjadi kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dengan aktivitas masyarakat. Penggunaan media sosial ini mampu menembus batas usia. Mengacu pada data catatan yang dirilis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Indonesia memiliki 157,2,2 juta pengguna internet dengan 120,6 juta pengguna media sosial. Data ini dihimpun hingga awal 2018. Jumlah yang luar biasa untuk menggerakkan massa atau dimanfaatkan untuk ranah politik tentu saja kampanye hitam harus diantisipasi.

Yup, Pemanfaatan media sosial dalam ranah politik bukan lagi menjadi barang baru terutama untuk kampanye hitam. Di sejumlah negara, aktivasi di dunia digital ini terbukti mampu mencuri perhatian dalam menentukan strategi pemenangan Pemilu bagi pasangan yang bertarung memperebutkan suara masyarakat. Ini lantaran media sosial telah menjelma sebagai alat propaganda sekaligus marketing politik yang cukup efektif.

Media sosial pun mampu menggerakkan masyarakat secara massif untuk memberikan dukungan ataupun juga menyerang personal yang berbeda pilihan atau garis politiknya. Cukup dengan sekali sebar, ree-twet informasi apapun bisa disebar dengan murah meriah. Informasi ada di genggaman tangan jadi kekuatan media sosial untuk mempengaruhi massa.

Baca Juga : Semua Pasangan Siapkan Hitung Cepat Pilkada Jogja

Di Indonesia, pada momentum pilkada kita bisa melihat kemenangan pasangan Ridwan Kamil (Emil) dan UU Ruhzanul Ulum dalam Pilkada Jawa Barat 2018. Meski tidak didukung langsung oleh partai besar, nyatanya melalui citra positif Emil di media sosial mampu mengambil perhatian pemilih.

Satu lagi bisa kita lihat dari kemenangan Petahana Ganjar Pranowo di Jawa Tengah. Masifnya konten-konten kampanye yang juga dilakukan pasangan Ganjar Pranowo dan Gus Yasin dinilai banyak pihak mampu menghantarkan keduanya dalam mempertahankan kekuasaannya di Jawa Tengah.

Berkaca pada fenomena 2014 dan 2016, Saya yakin media sosial akan semakin mengambil peranannya dan menjadi bagian penting dalam strategi pemenangan Pilpres 2019. Aroma Panasnya media sosial akan makin terasa. Dua kelompok besar pendukung calon yang berlaga dipastikan akan bertarung di ranah media sosial. Buzzer politik pun tidak bisa dipisahkan dari ajang pertarungan ini. Kampanye negatif pun tak bisa dilepaskan. Perang propagana, opini ataupun Hoax pun akan menjadi kenyataan yang harus masyarakat hadapi.

Sebagai masyarakat yang melek akan politik, Saya mengajak pembaca untuk jangan sampai tutup mata terhadap fakta dan kebenaran yang ada. Menjadi masyarakat yang bijak dalam era politik saat ini sangat diperlukan.

Kesadaran bagi publik pengguna media sosial mutlak ada. Jangan jadikan kebencian menjadi hal yang dapat menutup diri dari kebenaran. Bentuk dukungan terhadap masing-masing paslon adalah hak setiap warga Negara, tetapi menjadi pendukung yang bijak sangat diperlukan.

Jangan biarkan diri Anda menjadi pendukung yang membabi buta. Kita awasi pertarungan ini dengan sebaik-baiknya. Amati pesan mereka dan ketika saatnya datang, mari kita berikan penghakiman dengan suara kita. Gunakan suara dan jari kita sebaik mungkin bagi masa depan bangsa.

Jadi, apakah Anda sudah bersiap menyantap banyak konten propaganda dan kampanye hitam di fitur media sosial Anda?

Bayu

HIVI siapkan Album Ketiga

Previous article

Pengusaha Bantul Kesulitan Jual Produknya ke Korea Utara

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Esai