JogjaKUSejarah

Kampung Ketandan Saksi Sejarah Tionghoa di Yogyakarta

0
Aktivitas terlarang saat imlek
Kampung Ketandan Yogyakarta
STARJOGJA.COM, JOGJA – Berbicara mengenai etnis Tionghoa di Yogyakarta memang tidak bisa lepas dari Kampung Ketandan. Ketandan merupakan nama kampung yang terletak di yang terletak di kawasan Malioboro, tepatnya di utara Pasar Beringharjo atau di sebelah tenggara perempatan antara Jalan Malioboro, Jalan Margo Mulyo, Jalan Pajeksan dan Jalan Suryatmajan.
Ketandan berasal dari kata Tondo yang merupakan ungkapan untuk para pejabat penarik pajak atau pejabat tondo yang wewenangnya diberikan langsung oleh Sultan Hamengkubuwono VII kepada Etnis Cina. Berawal dari hal tersebut, dapat diketahui etnis Cina memegang peranan penting dalam perkembangan sejarah dan kebudayaan Yogyakarta yang berakar tradisi budaya Jawa yang sangat kuat.
Ketandan menyimpan keunikan sejarah dan arsitektur yang sangat kental muatan Etnis Tionghoa. Di kawasan Kampung Ketandan banyak terdapat rumah bertingkat dengan arsitektur Tionghoa, walaupun sudah mulai tergerus modernisasi. Arsitektur bangunan di kawasan ini memang didominasi dengan nuansa tempo dulu. Rumah-rumah di kawasan ini kebanyakan dibangun memanjang ke belakang dan digunakan sebagai toko oleh para pemiliknya yang kemudian disebut sebagai rumah toko (ruko).
Suasana Kampung Ketandan

Arsitektur Kampung Ketandan

Ketandan juga merupakan saksi sejarah akulturasi antara budaya Tionghoa, Keraton dan masyarakat Yogyakarta. Di kawasan inilah banyak masyarakat Tionghoa tinggal dan membangun kehidupan, sehingga akhirnya oleh Pemerintah Kota Yogyakarta, Kampung Ketandan ditetapkan sebagai kawasan Pecinan Kota Yogyakarta.
Kampung Ketandan Yogyakarta

Kampung Ketandan Yogyakarta

Sejak tahun 2006, setiap menyambut Tahun Baru Imlek di Kampung Ketandan diadakan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta. Festival yang digelar Pemerintah Kota Yogyakarta ini, digelar sebagai upaya untuk mempertahankan identitas Kampung Ketandan Pecinan. Dalam menyambut Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta yang digelar setiap tahunnya kampung ini dihias dengan ornamen-ornamen dan gapura berarsitektur Tionghoa.
Bobby Visca

Caleg Tidak Boleh Branding Mobil Pribadi

Previous article

Perubahan Iklim Ternyata Mengubah Warna Lautan

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in JogjaKU