Kota JogjaNews

Cemara Udang Benteng Penahan Tsunami

0
Bibit pohon cemara udang
Buah cemara udang berbentuk kerucut, bulat memanjang. ( Foto: wikimedia )

STARJOGJA.COM.JOGJA – Penanaman pohon cemara udang di kawasan pesisir pantai bermanfaat untuk cegah potensi bencana dari laut. Cemara Laut bisa menjadi benteng penahan tsunami di kawasan Bandara NYIA Kulonprogo.

Kepala Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM Dr Jati Mardiatno M.Si. mengatakan, berbagai bencana dapat terjadi dari laut seperti tsunami atau gelombang tinggi. Menurutnya, Dampak dari tsunami maupun gelombang tinggi itu dapat diminimalisir dengan menanam pohon cemara udang.

Pada awalnya pohon cemara udang ditanam untuk mengurangi dampak angin laut yang membawa uap garam yang bisa mengganggu tanaman di darat. Selain itu juga untuk mengurangi kekuatan angin laut.

“Sejarahnya dulu diawali oleh Prof Suhardi dari Fakultas Kehutanan UGM dulu untuk mengurangi dampak angin laut yang membawa uap garam dan mengganggu tanaman darat,” katanya kepada Star Jogja FM diacara Lintas Informasi jam 11.00, Rabu (13/2/2019).

Meskipun sebenarnya cemara udang bukan pohon yang biasa ditanam di daerah pantai, akan tetapi cemara udang mempunyai kemampuan untuk hidup di daerah pesisir.

Sehingga kemudian berkembang lagi untuk menahan gelombang ekstreme atau bahkan tsunami. Menurut penelitian yang sudah dilakukan dengan BPBD dan Kementriab PU mampu melindungi tsunami karena kemampuan pohonnya cukup baik karena mempunyai kelenturan yang baik dan tidak mudah patah.

“Kami pernah melakukan penelitian dengan LAPAN dan BPBD dan dukungan dari Kementrian Pekerjaan Umum, cemara udang termasuk tanaman yang potensial untuk pelindung pantai,” katanya.

Saat ini di DIY sudah banyak dijumpai tanaman cemara udang di daerah Bantul seperti Pantai Gua cemara, Pantai Baru, dan juga di Pantai Glagah Kuloprogo.

Sementara disinggung mengenai pencegahan Tsunami untuk bandara NYIA ia mengatakan tidak hanya tanaman ini saja yang perlu ditanam akan tetapi juga tanggu alami dari pasir pantai harus dijaga.

“Untuk mengantisipasi tsunami di kawasan bandara selain vegetasi juga dikombinasikan dengan tanggul alami yang bisa terbuat dari pasir pantai,” pungkasnya.

Tergerus Persaingan, Banyak Sopir Taksi Konvensional Berhenti

Previous article

UGM Kenalkan Apoteker ke Anak, Lewat Aplikasi Game “Meet Pharmy”

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kota Jogja