Flash InfoHealth

WHO : Hati -Hati Saat Pelonggaran Lockdown

0
puncak Omicron
Migrant workers and their families board buses during a lockdown imposed due to the coronavirus in New Delhi, India, on Saturday, March 28, 2020. Indian Prime Minister Narendra Modi ordered the unprecedented move this week in a bid to replicate China’s relative success containing the coronavirus outbreak. But he faces perhaps more obstacles than his neighbor President Xi Jinping, who leveraged the Communist Party’s centralized control to isolate some 60 million people in the province of Hubei, where Covid-19 first emerged. Photographer: Anindito Mukherjee/Bloomberg

STARJOGJA.COM, HEALTH – WHO meminta negara di dunia Hati -Hati Saat Pelonggaran Lockdown.  Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Rabu (6/5), memperingatkan bahwa negara-negara yang mencabut pengetatan guna mengendalikan penyebaran virus corona berisiko akan harus memberlakukan kembali pembatasan kalau mereka tidak melakukan pelonggaran secara sangat hati-hati.

“Risiko harus kembali ke lockdown sangat nyata kalau negara-negara tidak mengelola transisi ini secara sangat hati-hati dan bertahap,” kata Ghebreyesus dalam pengarahan tentang virus corona di Jenewa.

Kata Tedros, negara-negara harus mengambil serangkaian langkah sebelum menghapus pembatasan perjalanan dan tindakan pengendalian virus lainnya termasuk penyelenggaraan program pengendalian lewat pengintaian dan memastikan kesiagaan sistem kesehatan.

Dia memperingatkan, tanpa sistem layanan kesehatan yang mantap, tidak mungkin kembali ke situasi normal setelah pandemi mereda.  WHO meminta negara di dunia Hati -Hati Saat Pelonggaran Lockdown.

Katanya, “pandemi Covid-19 pada akhirnya akan mereda tetapi kita tidak bisa langsung kembali seperti semula.”

Sementara India mulai menghapus pembatasan minggu ini, jumlah orang yang meninggal dan terinfeksi meningkat tajam akibat virus itu menyebar secara lebih agresif setelah orang-orang kembali simpang siur di jalan-jalan.

India, adalah sebuah negara berpenduduk 1,3 miliar orang, namun punya laju infeksi per kapita jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain, termasuk beberapa negara Eropa dan AS, berkat langkah lockdown yang ketat. Namun jumlah korban per hari telah meningkat pesat dari beberapa puluh tiga minggu yang lalu menjadi lebih dari 100.

Menurut Johns Hopkins University, India kini punya 52,340 kasus dan 1.768 yang meninggal.

SUMBER : VOA Indonesia

Hasil Tes Cepat Petugas BPBD Sleman Negatif

Previous article

Susi Pudjiastuti Sebut Ada 700 Ribu ABK Kapal Ilegal

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Flash Info