FeatureNews

Pentingnya Ketahanan Keluarga Demi Keluarga Sejahtera 

0
ketahanan keluarga
ketahanan keluarga menjadi kunci masalah sosial (hanin)
STARJOGJA.COM, Info – Masalah sosial yang muncul di tengah masyarakat penting segera terselesaikan dengan baik. Endang Patmintarsih S.H., M.Si Kepala Dinas Sosial DIY mengatakan setidaknya ada 25 macam masalah sosial yang kuncinya ada dalam ketahanan keluarga demi keluarga sejahtera.
“Dari anak bayi terlantar sampai lansia hingga jenazah terlantar kita layani. Masalah yang kompleks ini butuh ketahanan keluarga. Kita dari regulasi dari DIY sudah lengkap dari peraturan menteri PP hngga perda kita ada perda ketahanan keluarga,” katanya dalam Live Talkshow Masalah Sosial Bisa Dicegah Dalam Keluarga di Star 101.3 FM Jumat (16/6/2023).
Terkait penanganan masalah sosial ini Endang mengatakan Dinsos DIY bersama TP PKK DIY bergerak bersama hingga tingkat paling bawah yaitu Dasa Wisma. Tentu dengan pendekatan budaya terutama budaya Yogyakarta dapat meminimalisir masalah sosial di masyarakat.
“Ada 10 program PKK, masalah sosial itu paling banyak ada bayi dibuang ada adopsi. Kita ada sosialisasi hingga regulasi sudah dilakukan,” katanya.
Endang mengatakan Dinsos DIY memiliki 6 balai yang untuk melayani masalah sosial di DIY. Seperti masalah anak yang sedang  berhubungan dengan hukum dll.
“Kita punya pengasuhan ala budaya jawa, dulu kecil didongengin dipeluk ditimang sambil didoain. sekarang kan anak tidak ada(pengasuhan budaya jawa), anak bebas di era dia tanpa pengawasan orang tua. Kita tidak lihat ini, apa orang tuanya yang ngajari. Maka peran keluarga sangat penting,” katanya.
Salah satu pentingnya budaya jawa dalam menangani masalah sosial diantaranya budaya tepo seliro, unggah ungguh dsb. Menurut Endang nilai budaya jawa ini harus disadari orang tua agar menular ke anak.
“Misal masuk gang, motor tetap digeber geber padahal orang orang pada tidur. Dulu naik motor karena sudah malam ya. Memang anak tidak bisa lari dari teknologi tapi harusnya tidak lepas dari nilai budaya jawa,” katanya.
Masalah yang harus dicermati lagi adalah masalah mental masyarakat saat ini harus membudayakan malu. Sebab banyak masyarakat yang seharusnya tidak menerima bantuan lagi tapi tetap minta atau mau menerima bantuan.
“Sekarang kan mental masyarakat kan mental bantuan mereka mengaku tidak mampu. Maka kita tumbuhkan budaya malu itu. Padahal berharap ada orang yang seharusnya tidak menerima bantuan dia minta agar tidak menerima bantuan lagi dan diberikan ke yang membutuhkan itu yang belum saya temui,” katanya.
Dra. Kristiana Swasti, M.Si Tim Penggerak PKK DIY mengatakan Tim Penggerak PKK memang harus peka terhadap masalah yang ada di lingkungan sekitar. Sehingga muncul kepedulian sosial yang dapat menyelesaikan masalah sosial tersebut.
“Sebetulnya masalah keluarga ada tidaknya ketahanan keluarga disitu. Ketahanan keluarga itu ada lima kalau ga tidak salah. Ini yang harus bersama kita bangun seperti dimensi keempat sosial budaya, disitu kepedulian, ada keeratan sosial ada ketaatan beragama dsb, semua unsur elemen ini harus memahami tentang apa yang harus dilakukan terhadap masalah di sekitar,” katanya.
Nana mengatakan PKK DIY bekerjasama dengan berbagai pihak dalam menangani masalah sosial di masyarakat. Terutama dalam melakukan 10 program pokok PKK DIY.
“Harapannya ada upaya meminimalkan masalah kesejahteraan sosial terutama di DIY. Dari 10 program PKK itu untuk meminimalisir masalah kesejahteraan sosial,” katanya.
Bayu

Apa Itu Beige Flag?

Previous article

Sikat TB, Nyawiji Eliminasi TBC Inovasi Turunkan Kasus di Sleman

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Feature