News

Sosok Rita Indriana Perangkul Difabel dalam Mainan Anak

1
mainan anak
Rita Indriana pemilik anak bangsa cerdas toys bersama dengan karyawannya (foto: Bayu)

STARJOGJA.COM, Jogja – Matanya tajam melihat beberapa hasil kerjaan karyawannya. Ia tidak begitu banyak berkata dan hanya memastikan hasil kerjaan berjalan sesuai standar. Namanya Rita Indriana pemilik usaha dengan legalitas merk Anak Bangsa Cerdas ABC Toys. Setiap hari bisa memproduksi puluhan mainan anak.

“Ada 10 karyawan, yang difable lima. Dua tuna rungu dan tiga tuna grahita,” kata Rita kepada Starjogja.com Jumat (12/10/2018).

Wanita berkacamata ini sudah berada di kantornya saat jarum jam dinding mengarahkan angka 8 pagi hari. Setiap hari ia selalu menanti para karyawannya membuat mainan anak dari bahan kayu ini.

Baca Juga : Ria Miranda: Potongan Simpel Jadi Tren Busana Muslim 2016

Jika banyak perusahaan yang mencari karyawan yang normal, usahanya jauh berbeda. Sejak awal berdiri tahun 2003 lalu hingga saat ini 50% pekerjanya dari difabel.

“Sejak berdiri ABC Toys ada 2 orang kita memang untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sampai sekarang ikut beriring waktu nambah terus sampai lima orang,” katanya.

Banyak Berkah

Menerima karyawan dari difabel ini sepertinya memiliki nilai sendiri baginya. Apa yang ia rasakan selama ini semua masalah seperti dimudahkan. Bahkan semuanya seolah diberi lebih oleh Yang Maha Kuasa.

“Saya ga nyangka akan banyak berkah yang kami terima. Karena tujuan kami bekerja tidak cari laba tapi memberikan yang terbaik. Laba itu mengikuti sendiri,” katanya.

Benar saja mulai tahun 2015 berbagai penghargaan dan kejuaraan ia terima dari berbagai instansi. Baik kejuaraan tingkat kota Jogja maupun tingkat nasional dari mainan anak ini.

Tahun 2015 lalu ia memperoleh penghargaan Gugus Kendali Mutu dari Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) Kementrian Perindustrian. Setahun kemudian ia memperoleh penghargaan dari lokal Kota Jogja yaitu Dekranas Award 2016.

Karyawan Anak Bangsa Cerdas Toys (foto : Bayu)

“Juara satu nasional Citi Microentrepreneurship Awards (CMA) 2017. 2017 saya sebagai wanita pelaku usaha dari pemerintah kota jogja. IGDS kita juara kategori mainan edukasi 2017. Katanya salah satunya karena ada ABK-nya,” katanya.

Banyak hal yang ia pelajari dengan menerima pekerja difabel di perusahaannya. Ia mengaku justru banyak belajar dari pekerja difabel ini baik dari segi sosial maupun hasil pekerjaan.

“Menurut saya justru membuat  banyak balajar dari dia (difabel). Karena mereka bisa lebih baik, dia disiplin, tekun dia lebih fokus dan kontinu instruksi yang diberikan ya dilaksanakan,” katanya.

Hasil pekerjaan karyawannya dapat maksimal karena kerjasama antar pekerja lainnya. Sebab, pekerja dengan panca indra normal ikut mendukung dan mengajari.

“Pas mau daftar di tempat kami, kami tanya dulu kepada yang normal kerja di tempat kami mau ga dengan anak ABK kalo ga mau ya tidak diterima,” katanya.

Awal Mula Usaha

Sejak awal, usahanya dibangun dengan melibatkan para difabel. Berangkat dari sang suami yang mengajar di SLB Kalibayem, Yogyakarta ia menampung lulusan difabel ini.

“Melihat anak-anak itu kok daya tampung bekerja kurang, makanya kami menciptakan ABC Toys APE lima puluh persen karyawan kami itu difable,” katanya.

Semua difabel ini merupakan orang Jogja. Bahkan saat ini ada 5 anak difabel sedang magang di tempatnya.

“Sama anak ABK ini kita fokus dan bisa mengajari dan menperlakukan anak normal banyak berkah kita terima,” katanya.

Perkembangan jauh lebih banyak saat ini bekerja dengan orang difabel. Setidaknya tahun ini ada showroom baru yang berlokasi di Gendeng GK 4 598A Baciro, Kota Jogja.

“Sejak 1 juli kita pindah sekarang ada dua. Satunya di Gedongkiwo lainnya di Mantrijeron, Jogja,” katanya.

Para karyawan difabelnya mampu menghasilkan karya yang sesuai standar Anak Bangsa Cerdas ABC Toys. Setiap bulannya dari tangan para difabel ini mampu menghasilkan karya yang tersebar di Indonesia.

“Ratusan jenis produk edukasi toys semua. Sekarang mengembangkan home decor untuk anak anak meja, kursi, rak buku anak-anak, maupun sekolah. Ya 600 set sebulan ada,” katanya.

Ibu Rita di depan kantornya (foto : Bayu)

Layanan JNE

Hasil produksi Anak Bangsa Cerdas ABC Toys tidak akan berharga secara ekonomi jika tidak ada yang membeli. Sementara permintaan dari luar Yogyakarta semakin meningkat.

Layanan di bidang pengiriman dan logistik menjadi pilihan satu-satunya usaha Anak Bangsa Cerdas ABC Toys. Melalui layanan pengiriman JNE, hingga saat ini pembelian mainnya sudah menyebar ke seluruh Indonesia.

“Barusan ke Purbalingga, lalu Lampung. Itu tergantung customer. Kalo yang Blibli,com kita pasti pakai JNE,” katanya.

Usaha mainan anak yang terus berjalan dengan dukungan layanan pengiriman JNE ini dapat memutarkan roda ekonominya bersama dengan para karyawan difabel. Layanan pengiriman JNE saat ini masih pilihannya memenuhi permintaan.

“Kita mulai sekitar 2008 kita pakai JNE. Cukup membantu usaha karena dulu lainnya (nama jasa pengiriman) ya ya agak lama lalu customer yang milih JNE,” katanya.

Namun ia tidak dapat menolak permintaan customer dalam memilih layanan pengiriman. Namun setiap pengiriman selalu saja ada permintaan yang menggunakan JNE.

“Pengiriman 10 kali pengiriman. Tapi tetap ada pakai JNE karena ya kan tergantung customer,” katanya.

Produk yang dijualnya sudah sesuai dengan standar label SNI. Sehingga kualitas mainan yang dibuatnya dapat dipertanggungjawabkan.

“Mainan paling murah 27 ribu paling mahal 125 ribu. Home decor itu by order misal budget 600 atau 1 juta ya dibuatkan,” katanya.

Miniatur Bregodo Diminati untuk Buah Tangan

Previous article

Selamat Hari Museum Indonesia !

Next article

You may also like

1 Comment

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News