FeatureKota Jogja

Menghidupkan Budaya Dongeng di Kota Jogja

0
Perpustakaan Kota Yogyakarta
pojok baca di ruang publik Jogja

STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Hari Dongeng Dunia diperingati setiap tanggal 20 Maret juga diperingati Kota Jogja. Hal ini untuk menghidupkan budaya dongeng di Kota pelajar ini.

Kepala Bidang pengelolaan dan Pengembangan Perpustakaan Kota Jogja Nunun Zulaikha mengatakan hari dongeng dunia ini berawal saat negara Swedia ada hari nasional mendongeng. Saat itu mereka menceritakan dongeng modern dan klasik antar mereka.

” Lalu kejadian itu diikuti Australia diikuti Amerika Selatan di tanggal yang sama, lalu setiap negara sepakat untuk hari dongeng dunia tanggal 20 Maret,” katanya kepada Starjogja 101,3 FM di Program Walikota Menyapa Kamis (4/4/2019).

Baca Juga : Wayang Kancil Kini Hidup Lagi

Nunun mengatakan budaya dongeng di Kota Jogja sangat penting karena banyak nilai yang dapat disampaikan melalui dongeng. Hal inilah yang mendasari Kota Jogja merayakan hari dongeng dunia.

” Mendongeng memiliki makna yang cukup penting, yang menceritakan ada makna antar generasi dan menjalin interaksi anak-anak juga, kita bisa bisikkan karakter juga ke mereka,” katanya.

Nunun mengatakan cara menghidupkan budaya mendongeng di Kota Jogja melalui para petugas perpustakaan Kota Jogja. Para petugas ini datang memberikan layanan keliling ke sekolah maupun layanan publik sembari mendongeng di tengah mereka.

“Petugas melayankan layanan story telling kepada pemustaka. Kita ada alat peraga edukatif. Anak-anak suka sekali. Kita ada hari Sabtu melakukan layanan itu agar mengisi aktifitas yang edukatif berbasis perpusakaan,” katanya.

Nunun mengatakan cara mendongeng kepada para pemustaka ini bisa melalui media yang ada di Perpustakaan Kota Jogja. Sebab, ada beberapa buku bagus yang ketika menceritakan sesuatu pemustaka bisa mencermati gambar disampingnya.

” Itu menarik karena ada buku pendamping. Sekarang temanya lebih beragam,” katanya.

Perpustakaan Kota Jogja akan melakukan story telling tidak hanya di bulan Maret saja namun di bulan lainnya juga akan melakukan hal yang sama. Harapannya setelah anak-anak diceritakan dongeng tersebut akan mencari bukunya.

” Anak-anak akan mencari bukunya. Lalu minat bacanya meningkat, dari situ dia kasih ke temenya juga. Kota Jogja kota pelajar dengan sekolah yang banyak sekali kami tanggung jawab sampai ke SMP secara sasaran masih suka dengan story telling ke kampung-kampung itu ternyata masih banyak,” katanya.

Ia mengakui jika keberadaan gadget sangat mempengaruhi anak-anak saat ini. Namunitu menjadi tanggung jawab orang tua untuk mendampingi anak-anaknya salah satunya melalui mendongeng.

” Melalui mendongeng itu tidak sulit banyak bahan bantu yang bisa dilakukan. E book bisa diceritakan sesuai usia anak,” katanya.

Ia menceritakan budaya dongeng di Kota Jogja dapat dikatakan hidup, karena layanan story telling yang dilakukan Perpustakaan Kota Jogja. hal ini diharapkan juga dilakukan oleh para orang tua kepada anak-anaknya.

” Pelajar SD kita dari Jogja ada lho yang juara Bercerita tingkat nasional,” katanya.

Mendongeng ini memiliki ikatan khusus antara pendongeng dan yang didongengi. Anak-anak yang didongengi ini akan melihat dan mencontoh pendongengnya.

“Relasi antara pendongeng dengan yang didongengi ini akan erat. Kalo sebaya akan terjai sharing yang berkualitas. Ada nilai positif yang ditransferkan,” katanya.

Instagramable, Cara Kota Jogja Gaet Wisatawan Milenial

Previous article

Jutaan Rakyat Venezuela Melintasi Perbatasan Kolombia

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Feature