Kab GunungkidulNews

DPRD DIY Pertanyakan Proyek Sumur Bor Yang Gagal

0
Foto kondisi kekeringan di Gedangsari GK

STARJOGJA.COM, JOGJA – DPRD DIY Pertanyakan, Mengapa Proyek Sumur Bor Pemerintah Banyak Gagal Dibandingkan Swasta.

Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana mengaku prihatin  pada Kondisi kekeringan di Gunungkidul dan beberapa daerah di Kulonprogo. Banyak dusun dusun terpaksa antri tanki air untuk menunggu dropping ke berbagai wilayah yang membutuhkan.

“Saat ini kondisi memprihatinkan, sumber air sangat terbatas, tanki air juga antri. Warga membeli air dalam tanki 5000-an liter dengan harga bervariasi antara Rp250 ribu sampai dengan Rp350 ribu untuk beberapa KK. Belum tentu juga tanki mau mengirimkan ke lokasi lokasi yang tinggi sehingga warga kesulitan. Ngedrop tanki bisa sampai jam 24.00 WIB malam atau jam. 01.00 WIB pagi,” ujar Huda usai meninjau langsung di berbagai wilayah seperti Gedangsari, Pathuk, dan beberapa tempat di Ngawen serta dusun lain.

Menurutnya, Kondisi ini sangat memprihatinkan karena warga dapat air bersih antara 2 hingga 3 hari sekali, rata-rata dari swadaya warga dan bantuan berbagai lembaga. DPRD DIY Pertanyakan Proyek Sumur Bor Yang Gagal

“Saya cukup heran mengapa sumur-sumur bor yang dibuat dari pemerintah banyak yang tidak operasional, pada rusak, dan kurang optimal. Padahal biaya pengeboran rata rata Rp500 jutaan dan sebelumnya pakai penelitian dan design pakar. Sementara sumur sumur bor bantuan pihak ketiga dan swadaya cukup banyak yang berfungsi padahal biayanya dibawah Rp100 jutaan,” tandasnya.

Huda meminta masalah kekeringan ini menjadi perhatian serius karena kebanyakan wilayah kekeringan identik dengan wilayah miskin.

“Pemerintah mesti memperbaiki metode pemberian bantuannya karena terlalu mahal dan banyak yang tidak berfungsi,” katanya.

Partisipasi warga, menurut Huda juga harus diperhatikan, bisa dengan metode BKK ke desa atau metode lain yang lebih fleksibel penerapannya.

“Saya mengajak Pemda untuk mengecek langsung berbagai sumur yang rusak maupun tidak operasional agar bisa memperbaiki metode serta menyelesaikan kekeringan dengan baik,” katanya.

Huda mengatakan seharusnya wilayah kekeringan ini dipetakan dengan baik sekaligus roadmap solusinya, jangan dibiarkan bertahun-tahun seperti ini tanpa target jelas kapan penyelesaiannya.

 

Penderita GERD, Jangan Lakukan Kebiasaan Ini!

Previous article

UGM Droping 14.000 Liter Air Bersih di Magelang

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *