Kota Jogja

Drainase Peninggalan Belanda, Malioboro Tidak Banjir

0
Drainase Peninggalan Belanda r
Ilustrasi Perbaikan Drainase ( FOTO : JIBI)

STARJOGJA.COM, Jogja – Sistem saluran air Kota Jogja belum banyak yang tahu. Ternyata masih ada drainase peninggalan Belanda di Kota Jogja. Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Pemukiman Kota jogja Aki Lukman Noor Hakim mengatakan setidaknya ada beberapa titik drainase peninggalan Belanda di Kota Jogja.

“Yang (masih) punyanya Belanda itu Malioboro,” katanya Rabu (12/1/2/2018).

Selain Malioboro drainase peninggalan Belanda di Kota Jogja ada di Jalan Kenari dan Jalan Babaran. Dimensi drainasenya 1 meter dan 70 cm itu bertahan hingga belasan tahun lalu dan kini sudah diubah lebih besar.

Baca Juga : Mengenang Bioskop Indra ,Tempat Nonton Kaum Elit di Jaman Belanda

“Pertama gempa dan semakin merapatnya penduduk akhirnya saluran kami rubah dengan dimensi 2 kali 2 dengan perhitungan pertama curah hujan, kedua kawasan penduduk. Kami membangun ini kami menghitung hingga 10 tahun mendatang,” katanya.

Menurutnya drainase peninggalan Belanda di Kota Jogja hanya Malioboro yang tidak diubah. Selain Malioboro masuk wewenangnya Pemda DIY di kawasan Malioboro juga belum pernah banjir.

“Kami tidak utik-utik karena disana belum pernah terjadi banjir. Tapi untuk struktur konstruksi belum bisa menembus karena dalam sekali dan orang kami gak mampu. Baik kesehatan maupun keselamatannya. Besar sekali,” katanya.

Lukman menjelaskan selain itu masih ada drainase buatan Belanda di Ngasem untuk jaringan limbah. Wilayah lainnya ada di sekitar PDHI keselatan.

“Itu ada juga hampir satu setengah meter kali dua lho itu kasur pernah masuk situ,” katanya.

 Lukman mengatakan beberapa bulan ini ia juga menemukan drainase buatan Belanda di dekat keluarahan Panembahan, Kota Jogja. Ia menyimpulkan drainase ini buatan Belanda karena masih berstruktur batu bata dan pasir.

“Panembahan deket Plengkung Gading itu batu bata atasnya pakai kendaraan. Orang sekitar sebut itu jagang. Saya keget itu ada yang turun itu kan bahaya taruhannya nyawa,” katanya.

Drainase lainnya ada di Jagalan, Kota Jogja. Hal ini diketahui ketika ada kasus drainase disana dan sudah disesuaikan dengan zaman sekarang.

“Karena peninggalan belanda itu konstruksinya dari bata, pasir dan gamping setengah bulat, karena perkembangan jaman itu kemaren ambrol di Jagalan, dimensinya tak sesuaikan,” katanya.

Lukman mengaku tidak memiliki cetak biru drainase peninggalan Belanda di Kota Jogja ini. Semua data ini ia dapatkan berawal dari kasus saluran air di Kota Jogja.

“Saya ga punya cetak birunya semuanya dari kasus yang kemudian kami petakan sendiri. Kalo Kota Gede saya ga tau itu,” katanya.

Bayu

PHBS Hindarkan Sakit di Musim Hujan

Previous article

Ini Penyakit yang Sering Dialami Buah Hati di Musim Hujan

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kota Jogja